jatimnow.com - Video ketegangan melibatkan Habib Umar Abdullah Assegaf dan seorang anggota Satpol PP di check point pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Exit Tol Satelit Surabaya, viral di media sosial dan memantik reaksi sejumlah warganet.
Dari penelusuran jatimnow.com di media sosial (medsos), banyak warganet yang meminta agar oknum Satpol PP diduga dari Kota Surabaya itu segera diproses hukum. Ada pula yang mendukung agar petugas mempolisikan Habib Umar Abdullah Assegaf Bangil, Pasuruan tersebut.
Terkail langkah hukum atas akun-akun media sosial yang berisi narasi mengancam hingga provokasi massa itu, Kasatpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan jika masih mengumpulkan data.
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
"Belum, masih mengumpulkan data. Diupayakan yang terbaik," jawab Eddy saat dihubungi jatimnow.com, Jumat (22/5/2020).
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut bahwa kepolisian saat ini tengah mencari provokator di balik video viral pelanggaran PSBB Habib Umar Abdullah Assegaf tersebut.
Sebab muncul dugaan ada pihak ketiga yang sengaja menunggangi dan melakukan tindakan provokatif peristiwa itu. Atas dasar itu, lanjut Trunoyudo, Polda Jatim menerjunkan tim patroli siber untuk mencari jejak akun-akun media sosial yang sengaja melakukan provokasi.
Baca juga:
- Pria ini Melawan Petugas saat Dihentikan di Check Point Satelit
- Petugas yang Ribut dengan Pelanggar PSBB Lapor Polisi? Disangkal
- Polisi Sebut Habib Umar Assegaf dan Satpol PP Sudah Saling Memaafkan
"Kita sekarang sudah lakukan langkah patroli siber. Kita optimalkan melalui ada Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Intelkam Polda Jawa Timur dan juga Humas," jelas Trunoyudo kepada wartawan di Mapolda Jatim.
Menurutnya, pihak ketiga itu sengaja melakukan tindakan provokatif untuk memperkeruh keadaan. Padahal, mereka sama sekali tidak ada di lokasi ataupun berikaitan dengan pihak-pihak terkait.
"Ada beberapa pihak ketiga yang memanfaatkan situasi ini untuk memperkeruh, mendompleng, memboncengi, kejadian-kejadian ini dan tidak ada kaitan dengan yang di Surabaya atau kedua belah pihak tidak ada kaitan sama sekali," ungkapnya.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen
Setelah peristiwa itu, sempat tersiar kabar bahwa sejumlah petugas PSBB yang terlibat melapor ke Polda Jatim. Namun kabar itu dibantah oleh Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. Sebab petugas Satpol PP dan Habib Umar Abdullah Assegaf akan segera saling bermaafan.
"Kita telah bicara dengan pihak Habib Umar Abdullah Assegaf Bangil dengan instansi petugas PSBB yang terlibat adu fisik di check point Exit Tol Satelit Surabaya. Mereka bersedia saling memaafkan," terang Trunoyudo kepada wartawan, Jumat (22/5/2020).
Trunoyudo juga mengaku bahwa pihak kepolisian telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kapolres Pasuruan. Kemudian juga dengan Satpol PP serta pendekatan melalui Polrestabes Surabaya.
"Dari hasil koordinasi, kedua belah pihak sama-sama memaafkan. Bahkan keduanya berharap, maaf yang terjadi tanpa syarat. Maka dalam hal ini kita ambil bagaimana hikmahnya," jelasnya.
"Artinya semua yang terjadi ini tujuannya kan untuk menyelamatkan masyarakat dan juga keluarganya dan masyarakat yang lainnya (dari penularan Virus Corona)," tambah Alumni AKPOL Tahun 1995 tersebut.
Baca juga: Ini Penjelasan Pakar Virologi Mengenai Virus Corona Varian Lambda
Peristiwa itu terjadi saat Habib Umar Abdullah Assegaf dan keluarganya hendak masuk Surabaya menumpang mobil sedang hitam bernopol N 1 B. Mobil itu dihentikan petugas gabungan dari kepolisian, Satpol PP hingga Linmas untuk dilakukan pemeriksaan Rabu (20/5/2020).
Saat diperiksa, rupanya sang sopir tidak mengenakan masker dan di dalam mobil ada lima orang. Mereka kemudian diminta putar balik karena telah melanggar aturan PSBB.
Saat itulah Habib Umar Abdullah Assegaf turun dari mobil dan terlibat adu mulut dengan petugas. Setelah berdebat lumayan lama, Umar Abdullah Assegaf akhirnya terlibat saling dorong dengan salah satu petugas Satpol PP yang belakang disebut dari Kota Surabaya.
Setelah saling dorong, pengasuh Majelis Maulid Watta'Lim Roudlotussalaf di Bangil tersebut kemudian masuk ke mobil dan langsung pergi meninggalkan petugas gabungan.