jatimnow.com - Perwakilan Forum Komunikasi Taman Pendidikan Al Quran se Kecamatan Sambikerep bertatap muka dengan Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin.
Pertemuan itu digelar di kediaman Machfud Arifin di Surabaya, pada Jumat (22/5/2020). Saat itu, Machfud Arifin didampingi Direktur Program Tim Pemenangan Machfud Arifin, M Mahmud.
"Kami sangat senang sekali. Di luar dugaan dapat ditemui calon wali kota Surabaya. Mudah-mudahan Pak Machfud Arifin terpilih sebagai Wali Kota Surabaya," ujar Ketua Forum Komunikasi Taman Pendidikan Al Quran se Kecamatan Sambikerep, Sholihun.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Dalam pertemuan itu, Sholihun menyampaikan uneg-unegnya kepada Machfud Arifin. Uneg-uneg itu mewakili 357 guru Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) se Kecamatan Sambikerep.
"Setahun ini ada uneg-uneg, harapan bagaimana guru digaji di akhir ramadan, walaupun nggak besar tapi ada harapan," tuturnya.
Ia menceritakan kondisi yang dialami para guru TPQ. Memang ada bantuan dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang setiap bulannya dapat diambil pada tri wulan.
Pada pencairan triwulan pertama berlangsung lancar. Namun untuk pencairan triwulan kedua, banyak kendala yang dialami para guru TPQ. Mereka harus melaporkan melalui aplikasi secara online. Karena ribet, mereka tidak mengurusnya dan tidak mau mengambil bantuan dari dinas pendidikan.
"Begitu kita bisa memenuhi aturan pertama, muncul lagi aturan berikutnya," ungkapnya.
Guru ngaji sebelumnya mendapatkan bantuan dari pengurus masjid. Namun setelah mendapatkan bantuan dari pemkot, pihak masjid sudah tidak memberikan lagi tunjangannya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
"Ini kan menjadi pencaharian mereka sebagai guru ngaji dan mendapatkan perhatian dari masjid dan musala. Setelah dicover pemkot, sudah tidak dapat lagi dari masjid," jelas Sholihun sambil menambahkan bahwa bantuan dari pemkot sebesar Rp 400 ribu per bulan dan dipotong PPh 3 persen.
"Kami berharap ke depan dipermudah dan jangan disamakan seperti guru formal," harapnya.
Sementara itu, Machfud Arifin mengatakan, para guru ngaji itu datang setelah sebelumnya mereka menyampaikan keluhannya ke tim pemenangannya. Karena kondisi pandemi Covid-19, tidak semua guru ngaji dapat ditemuinya dan hanya beberapa perwakilan.
"Guru ngaji yang tidak punya pengetahuan IT disuruh memasukkan aplikasi yang ruwet kan susah, akhirnya banyak yang ngambek. Harusnya dipandu oleh petugas dari tingkat kecamatan atau orang yang ditugaskan untuk bisa mengisi itu," ujar Machfud Arifin.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Jadi para guru ngaji ini melakukan tugasnya mengajar dan tidak diribetin. Pertama diajarin cara mengisinya, lama-lama sudah mengerti baru dilepas untuk mengisi sendiri. Kalau nggak ya begini terus, kasihan," tambahnya.
Calon Wali Kota Surabaya yang diusung koalisi partai PKB, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem dan Partai Golkar ini menambahkan, membangun moralitas yang baik bagi generasi penerus itu penting.
"Membangun moralitas, membangun akhlak yang baik itu lebih diutamakan. Buat apa kita punya orang pintar tapi moralitas akhlaknya nggak bagus, itu nggak ada gunanya. Kalau anak sama orang tua melawan, nggak tata itu nggak bagus Kalau ini nilai akhlak yang baik, tawadu, patuh pada atasan, artinya sangat dibutuhkan kualitas yang bagus," ungkapnya.
Disinggung harapan dari para guru TPQ itu, mantan Kapolda Jatim ini mempunyai angan-angan ketika ditakdirkan sebagai Wali Kota Surabaya akan berusaha mengalokasikan anggaran yang lebih baik lagi bagi guru TPQ.
"Anggarannya saya rasa bisa dialokasikan dan nanti dikaji. Yang penting moralitas yang baik, sehingga anak-anak punya mental yang baik, pinter dan tidak menyimpang. Buat apa pinter kalau akhlaknya nggak baik," tandasnya.