jatimnow.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo mempersiapkan diri menjelang penerapan new normal di Bumi Reog. Berbagai persiapan pun dilakukan.
Wakil rakyat menyorot perihal tentang skema new normal. Salah satu yang diminta adalah memperhatikan new normal di pondok pesantren (ponpes).
"Pemkab Ponorogo akan menerapkan new normal. Tapi kami minta ada satu basis yang massanya banyak diperhatikan. Yaitu tentang ponpes," kata Wakil Ketua DPRD Ponorogo dari Fraksi PKB, Dwi Agus Prayitno, Jumat (29/5/2020).
Baca juga: AKD DPRD Ponorogo Periode 2024-2029 Dibentuk, Prioritas APBD 2025
Apalagi, kata dia, setelah lebaran lazimnya santri sudah kembali ke ponpes. Kalau tidak disiapkan protap kesehatan ditakutkan timbul klaster baru.
"Jangan-jangan timbul Temboro baru. Sekarang kan rata-rata terkonfirmasi positif kan klaster Temboro," ujarnya.
Dia meminta agar Pemkab Ponorogo berpedoman dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Santri datang ada rapid test. Kalau reaktif harus isolasi dan dilakukan swab. Kalau non reaktif baru diperbolehkan aktivitas," tegasnya.
Dia menyebutkan jika rapid terbatas bisa juga sampling.
Baca juga: Ratusan Honorer DLH Ponorogo Tak Bisa Ikut Rekrutmen PPPK Mengadu ke DPRD
"Rapid test diadakan sebelum masuk. Begitu datang kemudian mereka d cek kesehatan. Lebih nyaman dan tenang," harapnya.
Ia juga meminta agar Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo untuk terjun langsung mengawasi. Untuk asrama yang berdempetan diminta untuk diubah guna menerapkan physical distancing.
Di tempat lain, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan pelaksanaan new normal di segala lini termasuk di ponpes yang ada di Bumi Reog.
Ia menyebut tidak harus dengan rapid test karena tidak menggambarkan secara utuh kondisi seseorang.
Baca juga: Pimpinan DPRD Ponorogo 2024-2029 Resmi Dilantik, Dwi Agus Prayitno jadi Ketua
"Selain itu kita tidak punya cukup stok alat rapid-nya. Tetapi kami lakukan persiapan lain. Intinya permintaan dewan kita siap laksanakan tapi tidak harus dengan rapid," terangnya.
Jika harus rapid test mungkin bisa dilakukan oleh santri di tempat asalnya.
"Bisa sampling. Nanti kita pertimbangkan," pungkasnya.