jatimnow.com - Sejumlah pengasuh dan pengurus pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Blambangan bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi siap menerapkan konsep new normal menyambut kedatangan para santri.
Sembari menunggu komando pemerintah pusat untuk mulai penerapannya, para pengasuh menyepakati sejumlah aturan new normal yang bakal diterapkan di lingkungan pondok pesantren (ponpes).
Itu terungkap dalam rapat gabungan antara para pengasuh pesantren, PCNU Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi dan Polresta Banyuwangi di aula Kantor PCNU Banyuwangi, Minggu (31/5/2020). Untuk itu, pada rapat tersebut diambil kesepakatan sejumlah aturan new normal.
Baca juga: 5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
"Kami ingin pada pertemuan ini, ada kesepakatan bersama untuk aturan new normal yang akan kita terapkan dalam membuka kembali pesantren-pesantren di Banyuwangi. Tidak mungkin dalam waktu lama pesantren terus ditutup. Kini banyak pesantren yang sudah berancang-ancang kembali mengaktifkan pendidikannya. Hal ini justru jangan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru," ungkap Ketua PCNU Banyuwangi KH Ali Makki Zaini saat membuka rapat.
Dalam rapat tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono memaparkan terlebih dahulu tentang Covid-19 dan penerapan new normal. Dari paparan tersebut, lantas disepakati sejumlah poin new normal yang harus dipenuhi pesantren saat akan aktif kembali.
Sejumlah kesepakatan yang dihasilkan di antaranya masing-masing PP yang akan menerima kedatangan santri akan lebih dulu dilakukan sterilisasi tempat dengan disemprot disinfektan yang akan dilakukan oleh pemerintah desa setempat.
"Pemerintah desa siap untuk memback-up penyemprotan disinfektan di pondok-pondok," ungkap Ketua Asosiasi Kepala Desa Kabupaten (ASKAB) Banyuwangi Anton Sujarwo yang turut dalam rapat tersebut.
Selain itu, para santri yang berasal dari luar kabupaten, harus membawa surat keterangan sehat. Setibanya di pesantren harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Jika dalam masa isolasi tersebut, ditemukan gejala maka harus melakukan rapid test. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh dr Widji Lestariono.
"Para santri yang masuk juga harus menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu selama 14 hari. Jadi begitu masuk tidak langsung aktiv proses pembelajaran," jelas Rio.
Masing-masing pesantren juga harus membentuk satgas penanganan Covid-19 di tingkat pesantren. Para santri juga harus mulai membiasakan diri protokol kesehatan, seperti memakai masker, pembelajaran yang mengatur jarak, hingga pembiasaan cuci tangan.
Baca juga: ASMOPSS ke-14 Digelar di Banyuwangi, Diikuti 136 Peserta
"Pesantren juga harus membentuk Satgas Penanganan Covid-19 dari unsur pengurus dan dewan asatidz yang telah dibekali dengan pelatihan dari Dinas Kesehatan maupun Puskesmas," terang dokter Rio, sapaan karibnya.
Sementara itu, Pengasuh PP Al Anwari Kertosari, KH Ahmad Sidiq mengaku siap menerima santri baru dan santri lama sesuai dengan anjuran protokol kesehatan pencegahan Virus Corona.
"Sudah ada panduan dari PCNU, dengan pertemuan ini kami malah lebih jelas dan faham. Apalagi juga langsung difasilitasi dan disampaikan langsung dari pihak yang berkompeten," bebernya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas turut menegaskan syarat pesantren bisa dibuka kembali asalkan memenuhi protokol kesehatan sebagaimana konsep new normal yang disepakati.
"Kami tidak ingin ada cluster pesantren sebagai tempat penyebaran Covid-19 di Banyuwangi. Ini memerlukan disiplin dari semua pihak," tegas Anas.
Dalam pertemuan tersebut, Anas juga mengapresiasi inisiasi PCNU Banyuwangi dalam mengumpulkan para pengasuh pesantren untuk menerapkan new normal.
Baca juga: Bazar Kuliner Kampoeng Cungking Banyuwangi Angkat Hidangan Tradisional
"Terima kasih atas inisiatif NU. Saat ini, kita memang harus saling support dalam menangani Covid-19. Tidak mungkin, pemerintah bergerak sendiri," ungkapnya.
Di ujung acara, para pengasuh, PCNU Banyuwangi, Bupati Banyuwangi dan Polresta Banyuwangi dan Askab Banyuwangi menyampaikan pernyataan sikap bersama. Pesantren siap menerapkan new normal dalam memulai aktivitas mendatang.
Hadir dalam pertemuan tersebut, tak kurang dari 35 pesantren. Di antaranya adalah KH Zainullah Marwan, KH Abdul Ghofar, KH Ali Hasan Kafrawi, KH Husaini Hafiz, KH Ruchin Abi Hidayat, KH Achmad Siddiq dan sejumlah gus dari pesantren-pesantren di Banyuwangi.
Sebelumnya, Bupati banywuangi juga menggelar pertemuan dengan tokoh ormas Islam, seperti Muhammadiyah, Al irsyad, Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Al-Irsyad.
Juga Majelis Ulama Indonesia dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Banyuwangi, yang semuanya sepakat mendukung penerapan penerapan new normal dalam bidang keagamaan yang segera diberlakukan di Banyuwangi.