jatimnow.com - Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto meminta anggota DPRD Kota Surabaya Imam Syafii untuk berhati-hati bicara dan melihat persoalan terlebih dahulu sebelum mengeluarkan statement.
Imam sebelumnya menyebut bahwa penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya kacau. Itu setelah Imam mendapat laporan bahwa ada 18 warga yang diisolasi di sebuah hotel, dipulangkan oleh pemkot. Keesokan harinya, dari 18 itu, ternyata ada 5 pasien positif Corona.
"Mas Imam mohon berhati-hati kalau bicara. Kita sudah ada SOP untuk penanganan setiap warga yang terindikasi. Jangan diplintir-plintir," kata Irvan Widyanto, Selasa (2/6/2020).
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
Irvan yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya menegaskan, hotel bukan disediakan untuk warga yang terkonfirmasi positif.
Baca juga: Lima Pasien Positif Covid-19 di Surabaya Disebut Dipulangkan, Lho Kok?
"Justru bilamana positif tidak boleh berada di hotel. Karena hotel tersebut disediakan bukan untuk warga yang konfirm positif," tegasnya.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen
Irvan menegaskan kembali dengan meminta Imam untuk tidak sembarangan berbicara di media massa.
"Tolong lihat dulu persoalan sebelum bicara ke media," jelasnya.
Imam yang merupakan anggota Komisi A DPRD Surabaya itu menyebut mendapatkan keluhan dari warga di Kecamatan Tegalsari tentang adanya 18 warga dari kecamatan tersebut diisolasi. Warga mengadu ke Imam saat di hotel tidak mendapatkan sabun, tidak mendapatkan handuk dan bahkan air minum terbatas.
Baca juga: Ini Penjelasan Pakar Virologi Mengenai Virus Corona Varian Lambda
Menurut Imam, warga yang sempat diisolasi diperbolehkan pulang ke rumahnya setelah diberitahu hasil swabnya negatif. Keesokan harinya, petugas puskesmas menyatakan 5 orang di antara mereka yang sudah dipulangkan, ternyata positif Covid-19.
Dari 5 orang yang dinyatakan positif itu, ada yang pulang ke Madura karena orangtuanya meninggal dunia.
"Penanganan Covid-19 di Surabaya sangat kacau," jelas Imam Syafii.