jatimnow.com - PDIP Surabaya telah melakukan penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya dan menyerahkan 19 nama pendaftar kepada DPP. Tidak ada nama Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Eri Cahyadi.
Ketua DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Kota Surabaya, Samsurin menyebut Eri Cahyadi dipandang sebagai boneka Wali Kota Tri Rismaharini (Risma).
"Dia daftar dari partai mana? Sebuah proses internal partai pun tidak dilalui. Artinya dia merasa dirinya ekslusif. Yang (pendaftar) lain mengikuti aturan-aturan internal. Padahal beberapa partai membuka pendaftaran itu tidak dilalui," kata Samsurin, Kamis (18/6/2020).
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Samsurin mengakui jika rekomendasi calon wali kota itu memang kewenangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun pintanya, Eri Cahyadi jangan merasa menjadi orang istimewa.
"Kalau proses-proses dalam penjaringan, dalam rekrutmen calon kepala daerah, si Eri tidak melalui dan tiba-tiba, itu kewenangan ketua umum salah satu partai," tuturnya.
"Kalau proses ini tidak dilalui secara benar, tiba-tiba dia eksklusif tampil menjadi kandidat terkuat (internal PDIP), terus di belakangnya selalu tampil dengan gambar Risma, saya katakan dia adalah generasinya Risma," tambah pria yang biasa disapa Surin.
Surin menilai, Eri Cahyadi sebagai orang yang disiapkan untuk menggantikan Wali Kota Risma.
"Orang yang disiapkan untuk menggantikan tahtanya Risma. Orang yang disiapkan itu namanya putra mahkota. Bahasa lainnya itu saya katakan bonekanya Risma. Apa masalah saya ngomong begitu," terang dia.
"Kalau merasa bukan sebagai boneka, tampilah secara gentle. Karaktere wong Suroboyo iku wani. Nggak nduwe modal wani budal. (Karakternya orang Surabaya itu berani. Kalau tidak punya modal, berani berangkat). Kalau Gusti Allah menghendaki dan rakyat yang memilih, jadi," tegasnya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Ketua PDIP Surabaya Adi Sutarwijono sebelumnya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP untuk memutuskan nama calon wali kota.
"Itu bukan domain DPC. Sepenuhnya kewenangan DPP PDI Perjuangan. Sebaiknya ditanyakan ke DPP PDI Perjuangan," katanya, Sabtu (13/6/2020).
Eri Cahyadi kabarnya didorong maju. Soal calon wali kota, Adi memastikan bahwa proses dan mekanisme organisasi di DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya sudah selesai.
"Kami sudah membuka pendaftaran 5-14 Sepetember 2019. Semua pendaftar sudah kami ajukan ke DPP. Ada 19 orang bakal calon walikota/bakal calon wakil walikota," jelas Adi.
Namun Eri dipastikan tidak mendaftar sebagai bakal calon wali kota maupun wakil wali kota ke DPC maupun DPP PDIP.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Tidak ada nama Pak Eri Cahyadi dari 19 pendaftar yang saya sebut di atas. Itu sudah sering saya sampaikan," tegas Adi.
Adi membeberkan, dari ke 19 nama yang diserahkan kepda DPP PDIP terdapat sejumlan nama kader yang mendaftar sebagai bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota.
"Kalau calon dari kader aktif PDI Perjuangan ada Mas Whisnu Sakti Buana, ada Cak Armuji, Bu Dyah Katarina, Cak Anugerah Aryadi, Cak Oni Setiawan, Cak Eddy Tarmidi," ungkap Adi yang akrab disapa Awi ini.
"19 orang itu sudah termasuk yang mendaftar di DPC, DPD dan DPP," tandasnya.