jatimnow.com - Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin menyerahkan hewan kurban ke musala dengan nama Langgar Gipo yang didirikan KH Hasan Gipo di Kalimas Udik, Surabaya, Kamis (30/7/2020).
KH Hasan Gipo adalah Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang pertama mendampingi Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari.
Di langgar ini, Machfud Arifin menyerahkan seeokor kambing. Ia juga menyebar 216 ekor kambing dan 10 ekor sapi ke tempat ibadah dan musala yang ada di beberapa wilayah Kota Surabaya.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Machfud Arifin didampingi istrinya Ny Lita Machfud Arifin menyerahkan hewan kurban tersebut kepada pengurus Langgar Gipo.
"Penyebaran hewan 216 kambing dan beberapa ekor sapi ke tempat ibadah merupakan upaya berbagi dan memakmurkan masyarakat yang ada di sekitar tempat ibadah di Surabaya. Keluarga kami kan hanya beberapa, jadi juga sudah ada hewan yang nantinya dikurbankan," jelas Machfud Arifin.
Mantan Kapolda Jatim ini menambahkan, hewan kurban yang diserahkan ke pengurus musala ini nantinya bisa diatasnamakan KH Hasan Gipo, karena dinilai sebagai tokoh yang sangat berjasa dalam mendirikan Nahdlatul Ulama (NU).
"Ya karena beliau termasuk pendamping di zamannya KH Hasyim Asy'ari dan juga Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah. Jad beliau (KH Hasan Gipo) orang yang tidak mau menonjol dan hanya di belakang layar, tapi sangat berjasa bagi pendirian Nahdlatul Ulama," beber Machfud Arifin.
Usai menyerahkan hewan kurban, arek asli Ketintang, Surabaya ini menyinggung Langgar Gipo yang saat ini perlu direnovasi agar menjadi tempat bersejarah yang bisa menambah koleksi bangunan cagar budaya di Surabaya.
"Peninggalan musala ini suatu pertanda yang dulu konon tempat ini digunakan untuk pemberangkatan orang-orang yang akan pergi ibadah haji. Saya prihatin ini harusnya heritage, yang harusnya Pemkot (Surabaya) melakukan sentuhan di tempat ini," ungkap Machfud Arifin.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Menurutnya, ke depan jika langgar tersebut mendapatkan perhatian dari pemerintah, selain bisa digunakan sebagai tempat ibadah, juga bisa digunakan untuk kegiatan sosial masyarakat.
"Ini kawasan bagus dan tempat ini merupakan penghubung dengan kawasan religi makam Sunan Ampel. Seharusnya bisa diubah menjadi lokasi destinasi wisata religius dengan sentuhan sedikit seni grafis tanpa meninggalkan nilai sejarah. Pasti banyak orang yang melihat dan bisa dijadikan lokasi wisata sekaligus tempat ibadah seperti dikasih lampu penerangan tapi sementara ini mangkrak tidak berguna," paparnya.
Sementara itu, David Agus Siswantoro Ketua Panitia Renovasi Langgar Gipo mengaku sementara ini dana yang digunakan untuk merenovasi berasal dari swadaya. Namun pihaknya mengucapkan terima kasih. Sebab belakangan ini mendapatkan bantuan biaya pembangunan dari Machfud Arifin.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Sumbangan dari tokoh, baru Pak Machfud Arifin. Beliau sudah membantu untuk kedua kalinya. Pertama biaya untuk renovasi seperti mengecat dinding dan biaya tukang. Kedua, Pak Machfud Arifin membantu membelikan keramik dan biaya untuk tukang sekaligus menyerahkan hewan kurban," jelas David.
David mengaku jika pernah mengajukan bantuan renovasi Langgar Gipo ke Pemerintah Kota Surabaya, tapi belum ada realisasi.
"Sebenarnya pengajuan sudah berkali-kali, dari Bappeko sudah ke sini, camat maupun lurah sudah ke sini tapi belum ada penyelesaian," tegasnya.
"Dan alhamdulillah Pak Mahfud mensuport dan langsung membantu ke sini. Semoga Pak Machfud bisa jadi wali kota Surabaya agar penataan di kawasan Kalimas khususnya di Langgar Gipo ini bisa terealisasi, sesuai pemikiran dari pecinta sejarah agar kota tua Surabaya bisa terealisasi untuk destinasi wisata religi maupun wisata rumah tua," tandasnya.