jatimnow.com - Pegelaran atau pentas seni yang sempat digelar di Alun-alun Surabaya Kompleks Balai Pemuda disesalkan banyak pihak. Keputusan Wali Kota Tri Rismaharini (Risma) itu disebut menjadi rasan-rasan (ghibah).
Demikian disampaikan anggota Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (GM FKPPI) Surabaya, Pertiwi Ayu Khrisna.
"Saya kan juga dari FKPPI, kan tahu bahasa mereka. Iki gawe aturan (ini buat aturan), kami ikut patuh dan TNI-Polri otomatis ikut menertibkan. Ternyata dilanggar dewe," ujar Ayu, Jumat (21/8/2020).
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
Pagelaran seni itu akhirnya dihentikan sementara setelah berjalan dua malam, lantaran mendapat sorotan tajam dari publik karena menimbulkan kerumunan di tengah situasi Pandemi Covid-19.
Ayu yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Surabaya ini menegaskan, acara tersebut memang seharusnya tidak boleh digelar selama Pandemi Covid-19 masih ada.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen
"Kenapa sampai tujuh hari menggelar acara yang membuat ribuan masyarakat hadir di tengah Pandemi Covid-19. Kalau memang ingin diresmikan, ya cukup sehari saja dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dan tidak mengundang banyak masyarakat untuk hadir," tegasnya.
"Saya minta, acara itu disetop, tidak ada kata dihentikan sementara. Harus benar-benar dihentikan," tambah Ayu yang juga politisi Partai Golkar Surabaya ini.
Dia menduga, pagelaran seni dengan dihadiri ribuan masyarakat tersebut juga ada unsur politis. Karena acara itu digelar jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020.
Baca juga: Ini Penjelasan Pakar Virologi Mengenai Virus Corona Varian Lambda
"Mungkin ini sudah keder juga. Buat apalah takut kalah sebelum perang, yang akhirnya menjadi momok diri sendiri, merugikan masyarakat karena menggunakan APBD," ungkapnya.
"Serta tidak menutup kemungkinan acara tersebut akan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19," jelas Ayu.