jatimnow.com - Sekitar 25 rumah burung hantu didirikan di areal persawahan Desa Gredek, Kecamatan Duduk Sampeyan, Kabupaten Gresik.
Kepala Desa Gredek, Muhammad Bahrul Ghofar menyebut program itu dibiayai menggunakan dana desa. Cara ini merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi populasi tikus di desanya.
"Dalam setiap musim tanam, untuk lahan satu hektar rata-rata petani menghasilkan 15 hingga 16 ton padi. Namun karena ada hama tikus, hasil panennya menurun diangka 10 hingga 11 ton. Kondisi ini tentu merugikan para petani," terang Bahrul, Selasa (1/9/2020).
Baca juga: Polres Lamongan Dirikan Ratusan Rumah Burung Hantu, untuk Apa?
Selain mendirikan rumah burung hantu, Bahrul yang didampingi Hidayatullah selaku Babinsa Koramil serta tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Duduk Sampeyan itu juga mensosialisasikan cara membasmi hama tikus menggunakan semprong dan emposan.
"Kalau semprong itu semprotan api berbahan elpigi ukuran tiga kilogram. Cara kerjanya lubang tikus kita beri belerang lalu kita semprot menggunakan api. Kalau emposan bentuknya seperti tabung knalpot yang di dalamnya kita beri jerami atau rumput kering dan serbuk belerang. Setelah dibakar asapnya kita pompa masuk ke dalam lubang tikus," jelasnya.
Baca juga: Petani Banyuwangi Manfaatkan Burung Hantu Basmi Hama Tikus
Bahrul melanjutkan, langkah-langkah tersebut tengah disosialisasikan sebagai cara alternatif selain memasang jerat tikus beraliran listrik yang memiliki tingkat risiko tinggi.
"Terhitung sejak Tahun 2005 sudah 9 warga Desa Gredek yang meninggal akibat terkena jerat tikus beraliran listrik yang dipasang di sawah. Dan salah satu korbannya adalah bibi saya sendiri," ungkap Bahrul.
Atas dasar itu pula, kini Bahrul beserta jajarannya terus mensosialisasikan cara-cara membasmi hama tikus selain menggunakan jerat tikus beraliran listrik.
Baca juga: 14 Burung Hantu Dilepaskan untuk Kendalikan Hama Tikus di Jombang
"Harapan saya tidak ada lagi warga yang meninggal akibat terkena setrum listrik di sawah. Dan tentunya hasil panen padi bisa kembali maksimal," ujarnya.
Sementara Darnimawati, Penyuluh Pertanian Lapang, Kecamatan Duduk Sampeyan menambahkan jika rumah burung hantu ini merupakan cara alami untuk mengurangi populasi tikus.
"Dalam sehari burung hantu atau tyto alba dewasa dapat memakan tiga hingga empat ekor tikus. Sedang daya bunuhnya bisa mencapai 20 ekor tikus. Karena itu cara ini cukup efektif dalam menangulangi hama tikus," terangnya.