jatimnow.com - Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin mengajak warga untuk tidak menjadi orang kecil, tapi harus menjadi warga yang sejahtera dan memiliki daya beli.
Hal itu disampaikan Machfud Arifin usai silaturahmi dan deklarasi dukungan Paguyuban Relawan Lingkungan se Surabaya untuk Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman di Hotel Mercure, Jalan Raya Darmo, Selasa (22/9/2020) malam.
Dalam kurun waktu 10 tahun terkahir, pembangunan Surabaya sudah bagus seperti pertamanan dan pedestrian. Namun ada beberapa hal yang perlu penataaan dan perubahan yang lebih baik lagi.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
"Perlu ditata lagi terkait dengan lingkungan. Mereka sudah berbuat, tapi mungkin cara pengelolaannya kurang pas. Perlu pelibatan masyarakat dan kita harus hadir untuk memfasilitasi mana (sampah) yang organik dan nonorganik. Nang kono ujungnya wes selesai, tinggal tujuane digawe opo. (Di sana ujungnya sudah selesai, tinggal tujuannya dibuat apa)," jelas Machfud Arifin.
Baca juga: Machfud Arifin Akan Tingkatkan Insentif Jumantik hingga Kader Posyandu
Beberapa waktu lalu, Solihah, salah satu kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik) asal Wonokromo, Surabaya mengaku hanya dapat insentif Rp 28.500 setiap kegiatan.
"Selama ini ada insentif setiap kegiatan jumantik Rp 28.500," keluh Solihah saat menyampaikan keluhannya kepada Machfud Arifin, Jumat (24/7/2020).
Insentif Rp 28.500 per kegiatan itu didapat dari insentif Rp 30 ribu lebih setelah dipotong pajak. Besaran insentif Rp 28.500 per kegiatan juga diterima kader posyandu.
"Mosok 28 ewu tok ae untuk kader. Kader nggak eruh duwek seket ewu ta. (Masak Rp 28 ribu saja untuk kader. Apakah kader tidak tahu uang Rp 50 ribu)," terang Machfud Arifin.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
"Ojok nyilikno wong Suroboyo. Dikasihani terus. (Jangan mengecilkan orang Surabaya. Dikasihani terus). Itu nggak boleh terjadi," tambahnya.
Dia mencontohkan, meski harga sekali makan Rp 10 ribu, tapi warga tidak memiliki uang, maka harga tersebut dinilai menjadi besar. Tapi kalau warga memiliki uang Rp 500 ribu, beli makan seharga Rp 50 ribu pun dianggap kecil.
"Nek nduwe duwek 500 ewu nek regane seket ewu, kecil iku. Yo kan. Regone sepuluh ewu nek nggak duwe duwek yo angel koen. (Kalau memiliki uang Rp 500 ribu, kalau harganya Rp 50 ribu, kecil itu. Iya kan. Harganya Rp 10 ribu kalau tidak punya uang, ya susah (beli makan)," tuturnya.
Mantan Kapolda Jatim yang berpasangan dengan Calon Wakil Wali Kota Surabaya Mujiaman Sukirno ini mengajak semua elemen masyarakat di Surabaya untuk bersama-sama membangun Kota Pahlawan lebih maju kotanya, makmur warganya.
"Iku lah diajak supoyo wong Suroboyo gede. Jangan diciliki terus, disaknoi terus, dibujuki terus. (Karena itulah, mengajak warga Surabaya untuk menjadi orang besar. Jangan dikecilkan, dikasihani terus, dibohongi terus)," papar Machfud Arifin.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
Machfud Arifin menganggap Surabaya bukan kandang, tetapi tempat tinggal manusia yang harus dimanusiakan.
"Dianggap Suroboyo kandang? Dudu. Iki isine wong kabeh. Harus dibesarkan, harus dimanusiakan. (Dianggap Surabaya kandang? Bukan. Ini berisi orang semua yang harus dibesarkan, harus dimanusiakan)," terangnya.
Dalam silaturahmi dan deklarasi itu, Machfud Arifin dan Mujiaman mengaku senang.
"Saya senang dan tentunya ini menjadi viatmin buat saya. Memberikan semangat buat kami untuk terus bergerak. Dan ini bukan hanya sekedar kumpul-kumpul saja, tapi di setiap korkel (koordinator kelurahan) bisa menjadi penggerak pemilih dan menyebarkan visi misi Machfud Arifin-Mujiaman," tandasnya.