jatimnow.com - Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin mendengar keluhan para kader Posyandu, kader lansia hingga kader Jumantik. Mereka berharap Machfud Arifin memberikan insentif yang layak ketika terpilih memimpin Kota Pahlawan.
"Selama ini ada insentif setiap kegiatan jumantik Rp 28.500," keluh Solihah, salah satu kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik) Wonokromo, saat menyampaikan keluhannya kepada Machfud Arifin, Jumat (24/7/2020).
Dalam acara yang dihadiri warga Wonokromo, kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hingga muslimat itu, Machfud Arifin juga menerima keluhan dari anggota muslimat.
"Mudah-mudahan Surabaya lebih maju. Dipimpin Pak Machfud Arifin semakin maju," harap Bu Wahyudi, muslimat yang juga kader Jumantik di wilayah Wonokromo.
Ketika menyapa kader Partai Golkar dan warga Ngagel Rejo, Machfud Arifin yang diusung koalisi 8 partai, PKB, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Golkar dan PKS ini juga mendapatkan keluhan dari ibu-ibu kader Jumantik hingga Posyandu.
"Kami mohon dibantu alat peraga, seperti boneka dan peraga lainnya," ungkap kader Posyandu di Ngagel Rejo.
Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin saat menyapa kader Golkar dan warga Ngagel Rejo
Dalam pertemuan di Wonokromo maupun Ngagel Rejo, Machfud Arifin menegaskan bahwa program Posyandu, Jumantik dan program lainnya selama era kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan tetap dilanjutkan.
"Jumantik, Posyandu, lansia tidak dihentikan. Tetapi dilanjutkan dan ditambah insentifnya. Tugas wali kota bagaimana memakmurkan warganya, ya ini," tutur Machfud Arifin.
Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Arek Ketintang ini merasa kasihan dengan kader-kader Posyandu, kader Jumantik yang mendapatkan insentif sekitar Rp 28 ribu.
"Ya kasihan. Kalau hanya mengharapkan dari situ saja, sangat kecil tidak layak, tidak manusiawi, di bawah standar minimal, seminggu sekali," tambah mantan Kapolda Jatim ini.
Machfud Arifin menerangkan, insentif kader Posyandu di Surabaya masih kalah dibandingkan dengan daerah Mojokerto.
"Saya dapat informasi kader Posyandu di Mojokerto dapat Rp 50 ribu. Kalau Surabaya dapat Rp 28 ribu kan nggak logis. Tentunya harus disesuaikan," ungkapnya.
Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
"Dihitung dari anggaran yang disiapkan. Kalau APBD-nya cukup, perolehan PAD-nya cukup, bisa dibagi ya dibagi. Kasihan kan. Ini termasuk bagian memakmurkan warga. InsyaAllah akan kita tingkatkan insentifnya," terangnya.
Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin saat menyapa kader PPP dan warga Wonokromo
Peran kader Posyandu, lanjut Machfud Arifin, juga sangat penting untuk meminimalisir stunting dan menyiapkan generasi muda ke depan lebih baik lagi.
"Pak Presiden selalu bicara stunting. Itu harus menjadi perhatian. Bila perlu di masa kehamilan, sudah terdata dengan baik. Muali dari kandungan, hamil terdata dengan baik. Sampai meninggal pun juga terdata dengan baik. Itu ke depan harus dilakukan," tandasnya.