jatimnow.com - Calon Wali Kota Surabaya Nomor Urut 2, Machfud Arifin dinilai sebagai figur yang sudah memiliki pengalaman.
Penilaian itu disampaikan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur Ainur Rohim di depan kantornya di Jalan Taman Apsari, Surabaya, Senin (28/9/2020).
Didampingi istrinya, Ny Lita, Machfud Arifin secara mendadak mampir dan diterima Ketua PWI Jatim Ainur Rohim dan sejumlah pengurus maupun wartawan senior.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
"Beliau ini figur berpengalaman ya, terutama di bidang kamtibmas. Pernah menjadi kapolda tiga kali. Tentu itu sangat bermanfaat untuk proses beliau menjadi calon wali kota Surabaya," kata Ainur Rohim usai silaturahmi.
Menurutnya, pengalaman yang dimiliki Machfud Arifin sangat penting untuk memberikan inspirasi bagi kemajuan Kota Surabaya yang lebih baik.
"Harapan kita, proses ini bisa berlangsung bermartabat. Kalau orang di ilmu politik mengatakan pilkada yang berintegritas," tutur Ainur Rohim.
"Saya harapkan Surabaya, kemajuan kota ini semakin tinggi. Kita tahu Surabaya itu dari segi aspek kapasitas budgeting itu tinggi. 10,3 (Triliun) kalau nggak salah di (APBD) Tahun 2020, Itu hampir menyamai Provinsi Sulawesi Selatan, sekitar 10,8," paparnya.
Artinya, lanjut Ainur Rohim, masalah klasik pemerintahan itu menyangkut kapasitas. Dan di Surabaya itu masalah tersebut sudah selesai.
"Saya harapkan Pak Machfud sudah banyak tahu tentang media, tentang wartawan, termasuk organisasi profesi termasuk PWI. Beliau sudah banyak tahu. Beliau juga dekat dengan wartawan," tambahnya.
Dalam kesempatan itu Ainur Rohim juga menyampaikan bagaiamana hubungan antara media dengan politik. Menurutnya ada tiga posisi.
"Yang pertama market place action, tempat untuk memasarkan ide-ide. Yang kedua sebagai pusat pengontrol kepada siapa pun terutama mereka yang berada di kekuasaan. Yang ketiga media aktor politik," ulasnya.
"Tapi ingat aktor politik media itu bukan aktor politik praktis dalam konteks merebut dan mempertahankan kekuasaan. Tapi aktor politik dalam pengertian memberikan literasi politik pada masyarakat," tandasnya.
Sebelum singgah ke PWI Jatim, Machfud Arifin menikmati makan siang depot bakso di kawasan Taman Apsari.
Usai makan bakso, Machfud Arifin menyempatkan melihat taman di depan kantor PWI Jatim.
Taman Pena di Jantung Kota Surabaya yang Tak Terawat
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Hampir dua periode di era kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma), Taman Pena di depan kantor PWI Jatim tersebut mangkrak, nyaris tidak tersentuh pembangunan.
Padahal Taman Apsari yang tak jauh dari gedung persatuan profesi jurnalistik itu telah dipercantik Wali Kota Risma. Nasib taman di sebelah timur Patung Joko Dolog itu pun mencuri perhatian Machfud Arifin.
Taman itu dilihat mantan Kapolda Jatim itu bersama istrinya Ny Lita, anaknya, istri Calon Wakil Wali Kota Mujiaman serta anggota tim pemenangannya sedang menikmati bakso tak jauh dari ruang terbuka hijau tersebut.
Setelah menikmati bakso sebagai makan siangnya, Machfud Arifin mendadak mengajak istrinya mengunjungi taman tersebut. Ketika berjalan dan bergandengan tangan dengan istrinya, Machfud Arifin menyaksikan taman di pusat kota tersebut tidak terawat.
"Kok garing (kering)," ujar Machfud Arifin saat melihat Taman Pena.
Di Taman Pena itu juga terlihat monumen dan prasasti. Bahkan ada prasasti yang bertuliskan 'Pena Wartawan Indonesia untuk keadilan, kebenaran, kemerdekaan, perdamaian. Wartawan Indonesia adalah Patroit Jang Bertanggung Djawab Kepada Tuhan Jang Maha Esa'. Kondisinya tak terawat.
Tak Jauh dari Taman Pena terlihat kantor PWI Jatim. Mendadak mantan Kapolda Maluku Utara, Kalimantan Selatan dan Jawa Timur itu berjalan menuju ke kantor PWI Jatim. Ketua PWI Jawa Timur Ainur Rohim keluar dari kantor PWI dan menyambut kedatangan Machfud Arifin.
Keduanya terlihat akrab, karena ketika Machfud Arifin menjabat Kapolda Jatim sering berkomunikasi dengan pengurus PWI Jatim.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Assalammualaikum. Sehat-sehat pak," sapa Ainur Rohim dilanjutkan dengan salaman era Covid-19 antara keduanya.
Keduanya berbincang-bincang dan Machfud Arifin menyampaikan kedatangannya ke kantor PWI Jatim tidak disengaja, karena memang sedang makan bakso Tanjung Anom yang tak jauh dari Taman Pena.
"Mari mangan bakso, terus nontok tamane elek. (Setelah makan bakso, terus melihat tamannya jelek)," ungkap Machfud Arifin.
"Di taman ada tulisan di situ, Pena Wartawan Indonesia untuk Keadilan, Kebenaran, Kemerdekaan, Perdamaian...Nggak ketok (tidak terlihat tulisannya)," tambahnya.
Arek asli Ketintang, Surabaya menceritakan tentang Monumen Polri simpang empat traffic light Jalan Raya Darmo-Jalan dr Soetomo. Katanya, saat dirinya menjadi Kapolda Jatim, dulu monumen itu jelek dan tidak terawat hingga akhirnya ia perbaiki.
"Itu saya harap menjadi prototype untuk taman-taman di Surabaya. Dulu kan dari mika, terus diikat kawat-kawat, dikasih warna-warni. Kok ndeso banget yo. Apakah ini metropolitan," ungkapnya.
Setelah itu Ainur Rohim mengajak Machfud Arifin masuk ke dalam untuk melihat kantor PWI Jatim.