jatimnow.com - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang berdalih jika jumlah pedagang yang menempati Sentra Ikan Bulak (SIB) cukup besar.
Sepinya SIB menurutnya dipengaruhi Pandemi Covid -19.
Baca juga:
Baca juga: Pemkot Surabaya Terbitkan Surat Perintah Mencoblos di Pilkada Serentak 2024
- Mengapa Sentra Ikan Bulak Kurang Diminati Pedagang?
- Sentra Ikan Bulak Kurang Diminati, Risma Dituntut Tanggung Jawab
Dari kapasitas 40 lapak/stand yang ada, sebagian besar sudah terisi pedagang.
"Kapasitasnya 40. Yang berjualan 30," kata Herlambang saat dikonfirmasi jatimnow.com, Senin (12/10/2020).
Ia menilai sepinya di SIB saat ini dipengaruhi masa pandemi Covid -19 yang berimbas menurunnya pengunjung. Apalagi Taman Suroboyo dan Jembatan Suroboyo juga ditutup.
"Memang di pandemi ini sepi. Karena saat ini kan memang pengunjung itu dari taman yang depan itu tutup. Faktornya sebenarnya ya itu, pandemi. Sehingga masyarakat nggak ke situ," jawab Herlambang
Pantauan jatimnow.com pada Minggu (11/10) siang, jumlah pedagang olahan ikan yang menempati lapak/ stand di SIB yang dibangun menggunakan APBD dan terletak di depan Taman Suroboyo di Kecamatan Bulak itu cukup sedikit.
Terlihat lapak-lapak pedagang yang kosong?
Herlambang mengaku jika itu merupakan faktor-faktor eksternal dari para pedagang itu sendiri.
Baca juga: Pemkot Surabaya Raih Predikat Badan Publik Informatif KI Jatim Award 2024
"Saat ini ya Covid-19, kalau dulu sepi saya juga belum tahu kenapa. Kalau dulu infonya temen-temen kan ramai, sekarang karena Covid-19 aja jadi sepi," katanya memberi alasan.
"Sepengetahuan saya ya setelah tanya jawab sama temen-temen pedagang, Jadi kalau tahun kemarin saya nggak tahu," imbuhnya.
Sebelumnya, salah satu pedagang ikan dan kerupuk laut, Hanafi mengeluhkan jika pasar yang diresmikan Wali Kota Tri Rismaharini pada Desember 2012 itu kini kondisinya memprihatinkan, sepi.
Ia mengkritisi konsep pembangunan SIB yang dinilai kurang cocok dengan pedagang yang hidup di pesisir itu.
"Kalau saya melihat keberadaan SIB kurang pas dengan masyarakat sekitar. Salah desain. Untuk sentra ikan harusnya bukan stand seperti itu, bukan seperti jual sayur dengan skat kecil-kecil. Akhirnya pengunjung enggan masuk," kata Hanafi, Minggu (11/10).
Baca juga: Komitmen Berkelanjutan, Pemkot Surabaya Wujudkan Pemerataan Layanan Kesehatan
Dijelaskannya, seperti dirinya menjadi penjual kerupuk laut. Sejak di SIB, Pemkot Surabaya meminta pedagang untuk membawa pulang kembali dagangannya ketika pasar itu memasuki waktu tutup.
"Ini yang membuat kita rugi. Barang jualan dibawa pulang akhirnya kerupuk rusak semua. Kalau ditempatkan di SIB, hanya diberi tutup terpal dan itu banyak dimakan tikus. Seharusnya stand itu dibentuk dengan desain seperti keinginan penjual. Diberi rolling door dan tidak ditutup dengan terpal. Kami ingin aman dan rapi," terang mantan pedagang SIB yang kini berjualan di depan rumahnya.
Ia menyebut, kini para pedagang tidak berjualan di SIB dan lebih memilih berdagang di depan rumah masing-masing seperti dirinya.
Pedagang ikan asap kawasan Sukolilo yang tak jauh dari SIB. Meski keberadaannya liar, namun pembeli memilih untuk belanja di pedagang kaki lima tersebut.