jatimnow.com - Peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu prioritas utama Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Gresik, Qosim-Alif (QA). Paslon ini berkomitmen menaikkan isentif untuk para guru sekolah hingga pengasuh di pondok pesantren.
Qosim menyebut, selama menjadi wakil bupati mendampingi Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, alokasi anggaran pendidikan sudah lebih dari 20 persen dari ketentuan nasional. Hingga 2019, anggaran pendidikan di Gresik mencapai 22 persen dari APBD.
Mantan kepala dinas pendidikan Gresik ini juga membantah tudingan bahwa anggaran pendidikan di daerahnya paling rendah di Jatim, yaitu 0,40 persen dari APBD.
Baca juga: Sah, KPU Tetapkan Yani-Aminatun Pemenang Pilkada Gresik
Qosim membeberkan, sesuai data yang ada, persentase anggaran pendidikan di Gresik Tahun 2019 sudah mencapai 22 persen atau Rp 680 miliar. Jumlah itu merupakan alokasi belanja langsung dan tak langsung.
"Untuk mengetahui alokasi anggaran pendidikan, tidak bisa hanya dilihat pada belanja langsung di dinas pendidikan. Harus dilihat dari jenis belanja lain yang diperuntukkan ke urusan pendidikan. Dan alokasi anggaran untuk itu jauh lebih besar dari belanja langsung," terang Qosim dalam siaran pers yang diterima redaksi, Kamis (15/10/2020).
Qosim memaparkan, pos belanja di pendidikan Gresik cukup banyak mulai belanja hibah ke lembaga pendidikan swasta, belanja hibah untuk bantuan operasional sekolah (BOS) APBD untuk SD, MI, SMP, MTs.
Alokasi itu meliputi belanja untuk sekolah negeri dan swasta, madrasah diniyah (madin), pondok pesantren (ponpes), insentif guru swasta baik di sekolah negeri maupun swasta. Sehingga jika ditotal dari APBD murni, secara persentase adalah 22 persen.
Baca juga: Unggul Quick Count Internal, Q-A: Kawal Suara hingga Keputusan KPU
Mantan Kepala SMAN 1 Gresik ini menambahkan, untuk 2019, belanja bosda sekolah swasta mencapapai Rp 112 miliar. Belum lagi hibah bosda serta untuk sarana prasarana (sarpras) sekolah swasta pada APBD 2019 mencapai Rp 98 miliar.
Selama 10 tahun ini, anggaran pendidikan di Gresik terus mengalami kenaikan. Pada awal pemerintahan Sambari-Qosim, pada 2010 anggaran pendidikan ditetapkan sebesar Rp 137,256 miliar. Kemudian 2011 naik menjadi Rp 187,782 miliar; Tahun 2012 Rp 179,835 miliar; Tahun 2013 Rp 188,624 miliar.
"Bahkan di tiga tahun terakhir ini kenaikan mencapai 40 persen. Seperti pada 2017 kami anggarkan sebesar Rp 267,639 miliar kemudian melonjak 2019 melonjak menjadi Rp 680 miliar. Dan jika masyarakat Gresik memberi amanat kepada Qosim-Alif, maka pada 2021 mendatang anggaran pendidikan akan kami naikkan menjadi Rp 875 milia," jelas Qosim.
Sementara untuk kesejahteraan guru dan tenaga pendidik, baik guru di sekolah negeri hingga guru nonsertifikasi juga akan mendapat insentif dengan kenaikan 100 persen.
Baca juga: Ketika Para Koboi Anticovid-19 Beraksi di TPS 007 Yosowilangun, Gresik
"Saya berkomitmen sejak awal untuk memperjuangkan kesejahteraan guru swasta maupun guru nonsertifikasi, agar kesejahteraan pendidik generasi bangsa ini bisa terwujud," tegasnya.
Qosim merinci, insentif guru swasta dan guru noninsentif Tahun 2020 yang semula mendapat Rp 500 ribu menjadi Rp 1 juta untuk guru swasta. Sedangkan guru nonsertifikasi dari Rp 300 ribu menjadi Rp 600 ribu.
Selain itu, QA bakal memperjuangan pendidikan berbasis online dan vokasional yang berorientasi pemenuhan lapangan dan ketersediaan kerja. Sebab hal ini sangat mendesak untuk direalisasikan.