jatimnow.com - Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya Arif Fathoni mempertanyakan, apakah Kota Pahlawan sudah sangat baik di bawah kepemimpinan Wali Kota Risma maupun era Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Eri Cahyadi.
"Ini ada dua peristiwa yang selalu dinarasikan kalau Pak MA (Machfud Arifin) terpilih (wali kota) itu akan merusak Surabaya. Surabaya sudah sangat baik, jangan sampai jatuh ke tangan yang salah. Itu dikemukakan oleh 2 figur, Wali Kota Bu Risma dan anaknya, mas Fuad," ujar Arif Fathoni, Senin (2/11/2020).
"Saking baiknya perencanaan tata kota, Jembatan Suroboyo di Kenjeran yang menghabiskan anggaran Rp 250 Miliar, entah fungsinya apa. Justru kami turun ke daerah sana, banyak masyarakat mengeluh menurunkan perahu agak susah," tambahnya.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Fathoni mengatakan, saking baiknya penataan Kota Pahlawan, kawasan perkantoran di tengah kota Surabaya berdiri 2 SPBU.
"Saking bagusnya perencanaan tata kota di era Wali Kota Bu Risma dan Kepala Bappeko Pak Eri Cahyadi, Jalan Pemuda sebagai komplek perkantoran digabung dengan munculnya 2 SPBU," ujarnya sambil membandingkan di Jalan Thamrin Jakarta sebagai kawasan perkantoran, mana ada SPBU di sana.
"Saking bagusnya perencanaan tata kota, masyarakat di daerah pinggiran Surabaya selama ini mengajukan PJU (penerangan jalan umum), pavingisasi yang sudah diajukan Musrenbang tahun 2016, baru direalisasikan menjelang pilwali (pemilihan wali kota)," katanya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Ia juga menyindir perencanaan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) yang dipaparkan Risma dihadapan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan anggota DPRD Surabaya tahun lalu.
"Saya sempat terkesima melihat dan mendengarkan pemaparan ibu wali kota menggagas 22 PLTS di Surabaya. PLTSa bertujuan memberikan aliran listrik ke kantor pemerintah di wilayah sekitar untuk mengurangi beban pembayaran listrik ke PLN. Mengurangi tipping fee ke investor TPA Benowo," tuturnya.
"Saking bagusnya perencanaan tata kota, nggak tahu kenapa PLTSa belum bisa digunakan sampai sekarang. Karena naluri jurnalisitik saya, saya penasaran dan mengecek ke lokasi. Benar nggak sih. Ternyata (PLTSa) di Wonorejo belum beroperasi. Saya mendengar teknisinya dari Jepang sudah pergi ke negara asalnya," kata Toni yang pernah menjadi jurnalis media cetak di Surabaya ini.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin yang diusung koalisi 8 partai, PKB, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Golkar dan PKS, memiliki berbagai program diantaranya menganggarkan dana pembangunan Rp 150 juta setiap RT (rukun tetangga).
"Karena madzhab Pak Machfud Arifin memimpin untuk semua lapisan masyarakat Surabaya. Artinya, tidak ada kesenjangan pembangunan antara pusat kota dan pinggiran," tuturnya.
"Makanya, Pak Machfud Arifin dan Pak Mujiaman mempunyai tagline maju kotane makmur wargane sesuai dengan Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," jelas Fathoni.