jatimnow.com - DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya memberikan ancaman pemecatan bagi kader-kader yang dianggap membelotnya.
Itu disampaikan Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Adi Sutarwijono menanggapi kader-kader yang merasa 'tersakiti' dengan mendeklarasikan sebagai Banteng Ketaton Surabaya dan siap militan memenangkan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (Maju).
"Kalau kader yang memegang KTA (kartu tanda anggota) dan pengurus PDI Perjuangan, sanksinya pemecatan. Kemarin Sekjen DPP PDI Perjuangan Pak Hasto Kristiyanto sudah menegaskan itu," tegas Adi Sutarwijono, Minggu (8/11/2020).
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Awi yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Surabaya itu menerangkan jika keluarga besar PDIP tetap solid pada garis perjuangan partai dan keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Ini dibuktikan seluruh kader-kader PDI Perjuangan Surabaya tetap bekerja keras membangun dukungan suara di masyarakat bagi pasangan calon wali kota Eri Cahyadi dan calon wakil wali kota Armudji," ujarnya.
Mantan jurnalis itu menyebut jika di setiap pemilihan wali kota (Pilwali) Surabaya ada riak-riak kecil adalah hal biasa.
"Di setiap Pilkada Surabaya ada riak-riak kecil, itu biasa. Tidak ngefek di rakyat. Fakta, tiga kali kami menang Pilkada Surabaya. Kami juga menang di Pemilu 2014 dan 2019. Fakta, rakyat Surabaya mempercayai PDI Perjuangan," terangnya.
Awi meyakini PDIP akan memenangkan Pilkada Surabaya 9 Desember 2020. Apalagi survei di internal PDI Perjuangan, elektabilitas Eri Cahyadi-Armudji terus meningkat.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
"Kemarin Sekjen DPP PDI Perjuangan Pak Hasto Kristiyanto menyebut Eri-Armudji unggul 10,2 persen," ujarnya.
Namun Awi tidak bisa menyebutkan lembaga survei apa yang menjadi dasar Sekjen Hasto menyampaikan paslon Eri-Armudji unggul 10,2 persen.
Ia juga tidak bisa menjelaskan, hasil survei yang disampaikan Hasto itu masa periodenya kapan, berapa samplingnya dan berapa margin errornya. Serta tidak menjelaskan, apakah hasil survei tersebut berasal dari lembaga survei yang sudah terdaftar di KPU maupun Bawaslu Kota Surabaya.
"Kemarin Sekjen menyebut sepintas itu," ujar Awi.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
Sebelumnya, ratusan Banteng Ketaton Surabaya deklarasi memenangkan Machfud Arifin-Mujiaman. Deklarasi tersebut dihadiri tokoh-tokoh senior kader dan simpatisan PDI Perjuangan seperti Gus Nar, Romo Andreas, Mat Mochtar, serta Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin.
Mereka menjadi Banteng Ketaton karena merasa tersakiti ketika Whisnu Sakti Buana, putra dari senior PDIP dan juga mantan Sekjen DPP PDIP Sutjipto, tidak mendapatkan rekom dari PDIP sebagai calon wali kota Surabaya.