jatimnow.com - Jagad Hari Seno, kakak kandung Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana dianggap menyebut dirinya siap menerima sanksi jika dianggap membelot dari PDI Perjuangan (PDIP) dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya.
"Saya siap. Apapun itu. Sanksi administratif, hukum pasti berimplikasi kepada saya. Saya Siap. Ini perjuangan saya kepada PDI Perjuangan dan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri," tegas Seno, Minggu (15/11/2020).
Baca juga:
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
- Kakak Whisnu Sakti Buana Blak-blakan Soal Risma
- Ha? Risma Menyatakan Maju Cawali Surabaya di Kantor Bappeko
- Dulu Azrul Ananda Mendukung Risma dalam Pilwali Surabaya 2010
- Buktikan Tidak Berbohong, Kakak Whisnu Sakti Siap Dipertemukan Risma
- Video: Seperti Apa Hubungan Risma dengan Wakilnya?
- Hubungan Risma dan Wakil Wali Kota Surabaya Dibongkar, Harmonis?
- Kakak Whisnu Sakti Sebut Tidak Ada Kontribusi Risma Bagi PDIP
Putra sulung mendiang tokoh PDI Perjuangan almarhum Ir Sutjipto (Pak Tjip) ini menyatakan, dirinya bukan siapa-siapa dan siap menerima sanksi.
"Saya ini apa. Bukan siapa-siapa. Jabatan di partai nggak punya. Paling KTA (kartu tanda anggota) di sita, dipotong. Tidak apa-apa. Nanti daftar lagi," ujarnya.
Pria yang dikenal sebagai figur dibalik layar mesin pemenangan PDI Perjuangan Kota Surabaya ini menegaskan, meskipun partai menyoalnya namun dirinya tetap berada di partai yang berlambang banteng moncong putih.
"Sampe gepeng saya tetap banteng," tegasnya.
Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini menegaskan, saat ini posisi politiknya adalah melawan Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya) dan juga pengurus DPP PDIP dengan kepentingan politiknya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Menyoal keputusan rekomendasi calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya dari PDIP yang diberikan kepada pasangan Eri-Armudji, bagi Seno merupakan hak preogratif Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Bagi saya selesai. Tidak masalah. Final menjadi keputusan partai," terang dia.
Namun, ketika rekomendasi tersebut diajukan oleh Risma. Ia menilai terlalu dipaksakan dan terindikasi ada kepentingan politik yang kuat.
Terlepas dari data survei maupun analisis politik terlihat dikesampingkan oleh Risma. Nama Whisnu dan Eri sebenarnya bisa digandengkan. Dengan upaya dan loyalitas Whisnu selama ini bisa menguatkan partai di Surabaya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Tapi saya melihat itu dikesampingkan oleh Risma," jelas Seno.
Pilwali Surabaya 2020, ada dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota. Paslon nomor urut 01, Eri Cahyadi-Armudji (Erji), diusung PDIP dan didukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sedangkan paslon nomor urut 02, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (Maju), diusung koalisi 8 partai politik, PKB, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Golkar dan PKS. Serta didukung dua partai, Perindo dan Partai Gelora.