jatimnow.com - Safari politik calon bupati Gresik nomor urut satu, M Qosim ke Desa Peganden, Kecamatan Manyar mendapat perhatian masyarakat.
Meski di siang yang panas, semangat masyarakat yang hadir tak surut. Desa Peganden yang dikenal sebagai penghasil buah mangga ini tidaklah asing bagi Qosim.
Safri (48), mengatakan dirinya telah dua kali ikut pengajian dari Qosim saat menyampaikan tausiyah.
Baca juga: Sah, KPU Tetapkan Yani-Aminatun Pemenang Pilkada Gresik
"Pak Qosim orangnya terkenal gampang diundang, itu kata orang sini yang mengundangnya jarang-jarang pejabat mau seperti itu," ujar pengusaha tas rumahan ini, Jumat (20/11/2020).
Safri menceritakan, kondisi masyarakat Peganden yang beragam dari segi profesi dan mata pencaharian.
"Dulu di sini penghasil buah mangga, tapi sekarang sudah banyak beralih fungsi lahannya menjadi pemukiman. Nah banyak perajin tas disini yang dijahit di rumah, ada juga usaha bordir, lainnya banyak yang karyawan pabrik," ceritanya.
Kedepan Safri ingin mengembangkan usaha kecil yang ditekuninya selama 15 tahun itu dengan menambah mesin jahit dan karyawan. Selain itu, bila produksinya sudah besar, ia ingin membuat merek sendiri.
"Tentu itu butuh modal besar dan bantuan dari pemerintah untuk urus izin, merek dan lain-lainnya. Saya ingin pemerintahan Pak Qosim dan Mas Alif kedepan bisa membatu pengusaha kecil seperti kami," harapnya.
Qosim sendiri dalam kunjungannya ke Peganden menyampaikan beberapa program andalannya untuk meningkatkan pelayanan dan taraf kesejahteraan masyarakat.
Salah satunya dengan meluncurkan kartu UMKM bangkit, yang memberikan layanan dan manfaat kepada pelaku UMKM seperti Safri agar usahanya bisa tumbuh.
Baca juga: Unggul Quick Count Internal, Q-A: Kawal Suara hingga Keputusan KPU
"Pemegang kartu UMKM bangkit bisa mendapat akses modal, pendampingan pengembangan maupun regulasi, akses pasar dan proteksi," kata Qosim.
Di sisi lain, dokter Alif saat berada di Desa Wadak Kidul Duduksampeyan di hari yang sama mendengarkan langsung beberapa keluhan dan apa yang dirasakan masyarakat.
Desa Wadak dimana masyarakatnya banyak dikenal sebagai petambak, ternyata mengalami problem air bersih di musim kemarau.
"Kami sering kesulitan air bersih saat kemarau, karena sumber air kering. Selain itu akses ke fasilitas kesehatan di sini agak jauh selain poskesdes," tutur Nurmarianik, salah satu warga Wadak Kidul yang turut hadir.
Alif yang ditanya langsung memberikan jawaban atas keadan yang diceritakan salah satu warga tersebut.
Baca juga: Ketika Para Koboi Anticovid-19 Beraksi di TPS 007 Yosowilangun, Gresik
Program kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar seperti air bersih yang selalu tersedia menjadi prioritas dirinya bersama Qosim.
"Di bidang kesehatan, untuk menjembatani jauhnya tempat tinggal dari fasilitas kesehatan lanjutan setelah poskesdes. Saya dan Pak Qosim mengupayakan satu desa satu ambulans, serta tenaga kesehatan tingkat desa akan ditambah bila kurang, dan kualitasnya ditingkatkan. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir meski rumahnya jauh dari puskesmas kecamatan," urainya.
Sementara itu untuk menjamin ketersediaan air bersih yang tahan musim, ia akan mengupayakan desa-desa yang setiap tahun mengalami kekeringan untuk bisa dialiri air PDAM.
"Salah satunya itu, selain membangun embung desa untuk menampung cadangan air, dan juga kita siapkan mobil tangki yang siap mendroping air bersih," tandasnya.