jatimnow.com - Kerajinan anyaman bambu yang dikelola Saiful Haq (48), warga Desa Laweyan, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo ini tetap bertahan di tengah Pandemi Covid-19.
"Kami sangat merasakan dampak terhadap penjualan produksi anyaman bambu yang kami kelola saat ini," ujar Saiful, Minggu (22/11/2020).
Pria yang merintis usaha anyaman bambunya sejak 2013 ini mengaku, selama masa pandemi atau bulan Maret 2020 lalu, tingkat produksi anyaman bambu yang dijalankannya menurun karena sepinya permintaan.
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
"Penurunan sekitar 70 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi dengan omzet Rp 10-20 juta setiap bulan. Namun saat ini hanya bisa mampu memperoleh Rp 3-6 juta per bulan," jelas Saiful.
Bagi Saiful, tidak mungkin dia menutup usahanya yang telah dirintis sejak 7 tahun silam. Karena usahanya itu merupakan salah satu mata pencariannya.
"Apalagi saya juga memberdayakan para pekerja dari warga sekitar," ungkapnya.
Untuk bisa tetap bertahan menjalankan usahanya, Saiful mengaku telah mengurangi jumlah produksinya.
Baca juga: PKK Jatim dan Unicef Berkolaborasi Geber Imunisasi Anak Pascapandemi
"Secara otomatis pekerja juga kerap kali diliburkan. Kalau ada pesanan baru dia bekerja. Karena banyak langganan kami yang biasa beli tutup beberapa waktu lalu, mulai dari hotel, tempat wisata, rumah makan," tegasnya.
Produksi anyaman bambu usaha milik Saiful antara lain gazebo, keranjang, gedek, rak belajar, kursi, skatsel dan parabot rumah tangga seperti vas bunga.
Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, Saiful mewajibkan para pekerjanya untuk mentaati protokol kesehatan, seperti memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak.
Baca juga: Polda Jatim Gandeng Mahasiswa Kedokteran Sasar Vaksinasi Pada Remaja
"Nggak tahu kenapa saya pribadi terdampak secara ekonomi, tapi tidak mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun dan dari manapun saat masa pandemi ini," tegasnya.
Saiful berharap agar pemerintah bisa lebih memperhatikan pelaku UMKM seperti dirinya. Dia juga berharap pandemi segera berakhir, sehingga perekonomian kembali pulih.
"Karena situasi ini sangat berdampak terhadap ekonomi masyarakat luas," tegas Ketua Paguyuban UMKM Kabupaten Probolinggo tersebut.