Pixel Codejatimnow.com

PKK Jatim dan Unicef Berkolaborasi Geber Imunisasi Anak Pascapandemi

Editor : Zaki Zubaidi  
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak menerima Kepala Perwakilan Unicef Wilayah Jawa Arie Rukmantara. (Foto: Yono for jatimnow.com)
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak menerima Kepala Perwakilan Unicef Wilayah Jawa Arie Rukmantara. (Foto: Yono for jatimnow.com)

Surabaya - PKK Provinsi Jawa Timur dan Unicef sepakat berkolaborasi erat untuk melindungi dan memenuhi hak anak pada masa pemulihan pascapandemi Covid-19 dengan fokus menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), pencegahan stunting dan wasting atau gizi buruk, dan pencegahan perkawinan anak dan kekerasan terhadap anak mulai dari tingkat desa.

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak menerima Kepala Perwakilan Unicef Wilayah Jawa Arie Rukmantara untuk membahas strategi, taktik dan program kolaborasi kedua belah pihak untuk 2022.

Arumi menuturkan, PKK bergerak bersama mitra potensial lainnya mendukung program-program pemerintah. Kader PKK secara berjenjang sampai tingkat desa dapat digerakan untuk memastikan anak mendapatkan perlindungan dan haknya

"Penggerakan kader PKK sangat dibutuhkan untuk memastikan mobilisasi sosial di tingkat desa sehingga 2.352.401 anak di Jawa Timur dapat terpenuhi haknya untuk mendapatkan imunisasi tambahan selama periode Bulan Imunisasi Anak Nasional," kata Arumi setelah pertemuan pimpinan PKK Jatim dan Unicef bertemu di Rumah Dinas Wakil Gubernur Jawa Timur di Surabaya, Kamis (30/6/2022).

Sementara itu, Arie Rukmantara menuturkan, untuk mencapai target capaian imunisasi sebesar 100% pada Bulan Imunisasi Anak Nasional, Pemerintah Jawa Timur harus melakukan melakukan imunisasi tambahan kepada 75,884 anak per hari selama bulan Agustus.

Baca juga:
CEO Jatim dan Unicef Dorong Pebisnis Sukseskan Vaksinasi Polio, Ini Caranya

Ia melanjutkan, momentum Bulan Imunisasi Anak Nasional merupakan momen penting untuk menutup kesenjangan imunitas yang terjadi selama masa pandemi. Selama dua tahun terakhir, sejak 2020-2021, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis.

"Pada 2020 target imunisasi sebanyak 92% sementara cakupan yang dicapai 84%, pada 2021 imunisasi ditargetkan 93% namun cakupan yang dicapai 84%. Diperkirakan ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021," jelasnya.

Baca juga:
Kids Take Over: Membuka Ruang Partisipasi Berarti bagi Anak dan Remaja

Imunisasi adalah alat intervensi kesehatan paling efektif karena berkat imunisasi harapan hidup masyarakat meningkat dan bisa menjalani hidup secara produktif. Program imunisasi di Indonesia telah berhasil melenyapkan penyakit cacar dan polio serta menurunkan insiden difteri, campak dan rubella sebelum pandemi Covid-19 terjadi.

Program Vaksinasi Covid-19 bahkan berhasil menekan kesakitan berat dan kematian akibat virus SARS COV-2 dan membuat kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat berangsur bangkit.