SMRC Sebut Kepuasan Terhadap Risma 97%, Suko Widodo: Segitunya Ya

Minggu, 22 Nov 2020 21:45 WIB
Reporter :
Jajeli Rois
Pengamat Politik Unair, Suko Widodo (Foto: Dok. jatimnow.com)

jatimnow.com - Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) mengumumkan hasil surveinya terkait Pemilihan Wali Kota dan Wali Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020, Minggu (22/11/2020).

Survei SMRC itu dilakukan mulai 11 hingga 18 November 2020. Hasil survei itu diumumkan Direktur Riset SMRC Deni Irvani.

"Kami menggunakan 820 responden yang tersebar di seluruh kecamatan di Surabaya, hasilnya pasangan Eri Cahyadi-Armuji (Erji) unggul 48,5 Persen. Sedangkan Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) 37,3 persen; yang belum menentukan pilihan 14,2 persen," jelas Deni melalui Aplikasi Zoom.

Baca juga: Bedah Buku Dramaturgi Politik Elektoral, SRC Janji jadi Agen Kontrol Demokrasi

Hasil survei itu berbeda jauh dengan rilis lembaga survei politik Poltracking yang dirilis pada 2 November lalu. Saat itu, Machfud Arifin-Mujiaman disebut Poltracking unggul 51,7 persen, sedangkan keterpilihan Eri-Armudji hanya 34,1 persen.

Perbedaan hasil survei yang begitu jauh tersebut menjadi pertanyaan di tengah masyarakat. Poltracking adalah lembaga survei paling akurat dalam pilpres maupun Pilgub Jatim lalu. Mereka juga menjadi salah satu lembaga survei yang terdaftar di KPU Surabaya.

Selain survei terhadap pasangan calon, SMRC juga melakukan survei terhadap kepuasan masyarakat kepada kinerja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Yang kemudian disebut berada pada angka 97 persen. Dan itu dianggap ikut mengerek popularitas serta elektabilitas Paslon Erji.

Menanggapi hasil survei dari SMRC itu, Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo mengaku agak heran. Terutama pada kepuasan terhadap Wali Kota Risma yang dia anggap mendekati sempurna.

"Ini yang saya agak heran. Segitunya ya. Agak mengherankan kepuasannya itu," ujar Suko.

Suko menyebut, jika memang berada di angka tersebut, Suko menganggap Risma sudah selevel dengan malaikat yang tak pernah salah. Padahal, lanjutnya, survei kepuasan terhadap Risma di Tahun 2019 ada di angka 78,4 persen. Itu hasil dari penelitian lembaga Surabaya Survey Center (SSC).

Menurut Suko, agak jarang sekali kepuasan tinggi.

"Jika kepuasan tinggi itu memang masuk akal. Tapi apakah benar kepuasaanya segitu dan cara mengukur kepuasan seperti apa? Jadi banyak yang harus kita butuh klarifikasi dan pendalaman," ungkap dia.

Baca juga: Hasil Survei Indopol: Yuhronur Efendi Menang Pilkada Lamongan Hari Ini

Di sisi lain, melihat perbedaan hasil antara SMRC dan Poltracking terkait Pilwali Surabaya 2020, Suko menilainya bebas saja.

\

"Kalau menurut perundangan bebas saja melakukan meneliti. Tapi harus dilandasi ilmiah," tambahnya.

Suko memilih tak bisa menilai ini benar atau salah.

"Tapi saya harus tahu persis. Kalau melihat riset bukan menyangsikan. Tapi harus melihat komperhensif. Kapan? Terus responden diambil cara apa? Kriteria dengan cara apa?" tegas dia.

Terpisah, Direktur Media dan Komunikasi Pasangan Calon MAJU, Imam Syafi'i tidak mempermasalahkan hasil survei yang dikeluarkan SMRC dan menghormatinya.

Baca juga: Suara Nahdliyin Penentu Kemenangan di Pilkada Sidoarjo 2024

Namun pria yang mantan jurnalis itu heran dengan hasil pada parameter lain yang dirilis dalam survei itu. Yaitu tentang kepuasan warga Surabaya terhadap hasil kerja Risma.

"Diungkap dalam rilis SMRC, angka kepuasan kepada Wali Kota Risma 97 persen. Ini kami rasa tidak masuk akal. Dalam beberapa studi yang dilakukan lembaga survei independen maupun lembaga pemerintahan, ketidakpuasan kepada pelayanan Pemkot Surabaya dan wali kota cukup tinggi. Tidak mungkin angka yang tidak puas hanya tiga persen," jelas Imam.

Imam lantas mengungkapkan hasil riset tata kelola ekonomi daerah yang dilakukan oleh Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD). Disebutkan bahwa Surabaya hanya ada diperingkat ke-27 nasional. Tiga besar dalam survei itu adalah Pontianak, Gorontalo dan Semarang. Sementara Surabaya hanya mampu mendapatkan nilai 45 dari nilai maksimal 100.

"Kami tentu lebih percaya pada survei Poltracking yang selama ini paling presisi dalam memotret elektabilitas Pilpres 2019 maupun Pilgub Jatim 2018. Dan keunggulan survei Poltracking, kami tindaklanjuti dengan tancap gas dalam sosialisasi untuk mempertebal kemenangan,” papar Imam.

Apalagi, lanjut Imam, survei Poltracking dilakukan dengan responden yang lebih besar, yaitu 1.200 responden. Margin error-nya pun lebih rendah.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler