jatimnow.com - Komplotan copet yang biasa beraksi di sejumlah pasar dan pusat perbelanjaan di Kota Surabaya diringkus Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya. Dari empat pelaku, tiga di antaranya adalah satu keluarga.
Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, Iptu Arief Rizky Wicaksana menyebut bahwa tiga orang satu keluarga yang menjadi komplotan copet itu adalah warga Jalan Darmo Permai Utara, Surabaya.
"Komplotan ini berjumlah empat orang. Tiga di antaranya satu keluarga. Otak komplotan adalah tersangka RDA (Rio Didik Agus)," terang Arief, Rabu (3/2/2021).
Baca juga: 70 Penonton Konser di Bangkalan Kecopetan Ponsel, Baru 1 Pelaku Tertangkap
Dalam aksinya, tersangka Rio mengajak istri dan anaknya. Pria 50 tahun itu memang sudah berpengalaman, sehingga berani mengajak keluarganya.
Baca juga: Miris! Satu Keluarga di Surabaya Jadi Komplotan Copet
"Awalnya saya ajak ke Tugu Pahlawan, bawa mobil sewaan yang biasa saya pakai untuk kerja sopir online. Anak dan istri saya awalnya tidak saya kasih tahu kalau mau nyopet. Tapi pas sampai di Tugu Pahlawan, di dalam mobil saya kasih tahu. Awalnya menolak, tapi akhirnya mau," aku Rio.
"Waktu itu memang hari Minggu, kan ada pasar pagi di sana (Tugu Pahlawan). Kemudian saya kasih bagian masing-masing saat mencopet dan berhasil," tambahnya.
Baca juga: Komplotan Copet Suporter di Malang Dibongkar: 5 Pelaku Diringkus, 11 HP Disita
Meski awalnya berjalan mulus, aksi kejahatan mereka akhirnya terendus polisi. Rio bersama istri dan anaknya serta satu wanita yang diajak mencopet itu diamankan Tim Resmob di Jalan Bibis, Surabaya.
"Pas ketangkep itu, saya, istri, anak saya dan teman saya habis nyopet HP. Saya gak tahu kalau di pasar pagi ada polisi. Setelah ketahuan langsung kabur itu," ungkap Rio.
Rio mengaku sudah lima kali ini mencopet. Tapi itu dilakukan hanya bersama seorang temannya, yaitu Sri Wardhani (41), warga Jalan Oro-oro, Tambaksari, Surabaya. Dalam aksi pertama dan keempat, Rio tidak melibatkan istri dan anaknya, Ary Yuana (47) dan Ori Ramadhan Tiko (27).
"Kalau sama temen saya itu lima kali. Di JMP tiga kali, di Pasar Turi dua kali. Dan terakhir di Pasar Pagi (Tugu Pahlawan) itu sama anak dan istri saya," tambahnya.
Baca juga: Dilawan Pelajar, Copet HP di Malang Menyerah
Untuk sasaran, Rio Cs selalu menyasar perempuan. Alasannya, lebih gampang.
"Yang bagian nyopet itu teman saya. Kemudian hasilnya dikasihkan ke saya. Jadi ada tugasnya sendiri-sendiri. Kalau pas yang ngajak anak dan istri saya, sama juga tugasnya. Tapi anak dan istri saya hanya bagian mengalihkan korban atau menghalang-menghalangi saja. Saya yang nerima hasil copet dan mengawasi," jelasnya.
Rio mengaku sebenarnya tidak ingin menjadi spesialis copet. Namun dengan dalih kondisi perekonomian yang sulit, membuatnya gelap mata.
"Dari hati kecil saya sebenarnya gak mau. Tapi sekarang kondisinya seperti ini, lagi Pandemi Covid-19. Kerjaan juga sepi. Saya menyesal," tuturnya.