Pixel Code jatimnow.com

Grebeg Gunungan di Sidoarjo Disusupi Copet, 40 Warga Kehilangan HP dan Dompet

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahaddiini HM
Polisi saat berusaha mengamankan terduga pelaku pencopetan di tengah Ruwah Desa di Desa Sedenganmijen Krian Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com).
Polisi saat berusaha mengamankan terduga pelaku pencopetan di tengah Ruwah Desa di Desa Sedenganmijen Krian Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com).

jatimnow.com - Acara Grebeg Gunungan tempe raksasa setinggi 9 meter dalam tradisi Ruwah Desa di Desa Sedenganmijen Krian, Sidoarjo diwarnai aksi pencopetan.

Lebih dari 40 warga dilaporkan kehilangan ponsel dan dompet saat berdesakan berebut gunungan tempe dan hasil bumi lainnya pada Minggu (16/2/2025).

Pantauan jatimnow.com, ratusan warga sudah memadati lapangan desa untuk mengikuti acara tahunan ini. Suasana semakin riuh saat panitia membuka acara dan gunungan mulai diperebutkan.

Namun di tengah kemeriahan itulah aksi pencopetan terjadi.

Sejumlah pelaku diduga menyelinap di tengah kerumunan. Bukan untuk berebut tempe, melainkan mencuri barang berharga milik warga.

Situasi makin ricuh ketika salah satu terduga pelaku kepergok dan langsung menjadi sasaran amukan massa.

Pihak kepolisian yang berjaga di lokasi segera mengamankan terduga pelaku dari amuk massa dan membawanya ke kantor polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga:
Video: Mengenal Tradisi Manten Kucing, Ritual Meminta Hujan di Tulungagung

Salah satu korban, Sulis mengaku kehilangan uang dan HP saat berebut gunungan tempe. Ia meminta terduga pelaku yang diamankan polisi untuk segera mengembalikan barang miliknya yang hilang.

"Minta tolong kembalikan, bukan miliknya kok diambil," ketus Sulis.

Senada dengan Sulis, korban pencopetan lainnya, Fatma mengatakan saat dirinya berebut gunungan tempe, ia merasa HP dan tasnya yang berisi uang ditarik seseorang. Karena tengah berdesakan berebut gunungan, ia tidak mampu menyelamatkan barang miliknya.

"Saya merasakan tas saya ditarik, tapi karena berdesakan saya tidak mengerti karena didorong orang," ujarnya.

Baca juga:
Mengenal Tradisi Manten Kucing, Ritual Meminta Hujan di Tulungagung

Sementara itu, Kepala Desa Sedenganmijen, Hasanuddin, mengaku kecolongan atas kejadian ini. Menurutnya, adanya aksi pencopetan ini di luar perkiraannya.

"Dan saya kira, kalau ada acara besar seperti ini, di tempat lain pun, saya kira itu bukan sekenario yang kita harapkan," jelasnya.

Pihak kepolisian masih mendalami kasus ini dan mengumpulkan laporan dari para korban pencopetan. Tercatat, lebih dari 40 warga yang sudah melapor ke Polsek Krian untuk melaporkan kehilangan barang berharga.