jatimnow.com - Hengki, warga Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo ini terpenjara di rumah sendiri. Pemuda berusia 28 tahun dikerangkeng layaknya tahanan karena dianggap gila oleh masyarakat.
Hengki menempati sebuah kamar di belakang rumahnya. Ruangan itu terbuat dari semen cor dengan pintu teralis besi. Bangunan itu hanya berukuran 2x2 meter dengan tinggi 2,5 meter.
Di dalamnya hanya ada sebuah tempat tidur yang menjadi satu dengan kamar mandi. Untuk keperluan makan dan minum, Hengki diberi oleh ibunya yang juga tinggal di rumah itu.
Baca juga: Balap Liar saat Sahur di Lamongan Dibubarkan, Polisi Amankan 26 Pemuda
"Memang ada warga kami yang dipasung," ujar Kepala Desa Grogol, Jalu Prasetyo, Rabu (17/2/2021).
Jalu menyebut, oleh warga Hengki dikenal sering mengamuk. Bahkan pernah memukul tetangganya karena emosinya yang tidak stabil. Meski sebenarnya, Hengki nyambung saat diajak berbicara.
"Sudah pernah saya temui, saya ajak omong-omongan sebenarnya nyambung. Namun beberapa kali membuat ulah dan warga merasa resah," jelasnya.
Baca juga: Temui Pemuda Surabaya di Warkop, Mahfud MD: Jangan Pilih Kalau Bukan dari Hati
Hengki juga beberapa kali meminjam motor tetangganya. Dan ketika motor itu kehabisan bensin, maka motor tersebut akan ditinggal begitu saja di tepi jalan.
"Dari situ saya sudah beberapa kali melakukan pendekatan dengan membeberikan ia pekerjaan, namun juga tidak bertahan lama, setelah itu tidak bekerja lagi," terangnya.
Menurut Jalu, pihak desa juga telah berusaha untuk memberikan pengobatan kepada Hengki dengan mengantarkannya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Malang.
Baca juga: Tidak Hanya Menyerang Orang Tua, Berikut 6 Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Osteoporosis
"Pas dinyatakan sembuh dan kembali lagi ke rumah, Hengki kembali berbuat ulah. Bidan di Puskesmas Sawoo juga sudah sering didatangkan oleh desa untuk memeriksa kejiwaan Hengki, namun sering kambuh dan berulah kembali," paparnya.
Karena ulah Hengki yang meresahkan warga itu, beberapa warga mendesak agar Hengki dipasung agar warga tenang. Namun pihak desa tidak mengizinkan jika ada pemasungan terhadap Hengki. Sehingga warga meminta agar Hengki dibuatkan kamar agar Hengki tidak keluyuran.
"Saya sudah memberi pengertian ke beberapa warga tempat ia tinggal, namun karena desakan warga agar Hengki dikurung dan pihak keluarga setuju, akhirnya dibuat ruangan tersebut," tandas Jalu.