jatimnow.com - Mochamad Nur Arifin bernostalgia ke SMA Negeri (SMAN) 6 Surabaya usai dilantik menjadi Bupati Trenggalek, Jumat (26/2/2021). Dia bertemu dengan guru-gurunya.
Mochamad Nur Arifin dilantik menjadi Bupati Trenggalek oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya bersama 16 kepala daerah lainnya di Jatim.
Nur Arifin berjalan kaki bersama istrinya, Novita Hardini dan Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhamad Natanegara beserta istri menuju SMA Negeri 6 Surabaya yang lokasinya berada di samping timur Gedung Negara Grahadi.
Baca juga: Uji Coba Makan Siang Bergizi, Bupati Trenggalek: Tidak Gratis Lho
Sampai di sekolah, Bupati Nur Arifin disambut para guru hingga komite sekolah.
"Saya nggak bisa lupa dengan SMA Negeri 6 ini. Usai dilantik di Grahadi, saya tinggal jalan untuk sungkem ke para guru saya. Dan bentuk hormat saya ke para guru," ujar Bupati Nur Arifin.
Dia bercerita, SMA Negeri 6 Surabaya menjadi sekolah yang spesial bagi dirinya. Sebab ketika maju sebagai calon wakil bupati Trenggalek pada Tahun 2015, ijazah yang digunakan untuk persyaratan maju sebagai calon wakil kepala daerah adalah ijazah dari SMA itu.
"Alhamdulillah bisa diluluskan di SMA Negeri 6 ini. Sekolah ini spesial, karena ijazah yang digunakan untuk persyaratan maju sebagai calon wakil bupati pada Tahun 2015 lalu adalah ijazah SMA," ungkapnya.
"Kenapa saya memakai pendidikan terakhir SMA, karena alhamdulillah saya di Unair (Universitas Airlangga) di-DO (dikeluarkan dari Unair), karena pada saat kampanye waktu itu lupa tidak mengurus cuti," sambung Bupati Nur Arifin.
Bupati Nur Arifin juga ingat betul ketika saat wali kelasnya dulu, Pauline memanggil orangtuanya ke sekolah.
"Ibu Pauline menyampaikan ke orangtua saya, karena Ipin jarang masuk sekolah. Jadi, alhamdulillah diluluskan, karena saya dulu ndablek," terangnya.
Baca juga: Bupati Trenggalek Raih Tanda Kehormatan Satyalencana Wirakarya Koperasi dan UMKM
Meski dulu sering bolos sekolah karena malas belajar, Bupati Nur Arifin tidak mengisi waktunya dengan hal-hal yang buruk, melainkan memikirkan bisnis.
"Saya lulus SMA. Kuliah di Unair, bapak saya meninggal dunia. Karena usaha yang dibangun bapak saya tidak mudah," tutur dia.
Katanya, dulu bapaknya datang dari Trenggalek ke Surabaya untuk bekerja sebagai pengayuh becak. Sedangkan ibunya sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Kedua orangtuanya pun merintis usaha panci. Hingga usaha itu kini terus berkembang dan dikelolanya beserta keluarga.
"Saya meneruskan perjuangan bapak saya. Ada pesan dari almarhum bapak saya. Le, bapak teko Trenggalek nang Suroboyo nggak iso mangan. (Anaku, bapak datang dari Trenggalek ke Surabaya tidak bisa makan)," ungkapnya.
Dari pesan almarhum bapaknya itu, Nur Arifin yang besar di Surabaya ini kembali ke kampung orangtuanya di Trenggalek, untuk membangun Kabupaten Trenggalek lebih baik lagi.
Baca juga: Serius Tangani Stunting, Bupati Trenggalek Terima Penghargaan Insentif Fiskal
"Saya kembali ke Trenggalek, karena masih banyak masyarakat yang tidak bisa makan. Saya membuka usaha di Trenggalek, hingga menjadi pejabat publik, untuk membantu masyarakat yang tidak mampu," terang Bupati Arifin lulusan S-1 Universitas dr Soetomo Surabaya yang saat ini masih kuliah S-2 di Unair tersebut.
Sementara Kepala SMA Negeri 6 Surabaya, Mamik Pujowati menilai, Bupati Nur Arifin merupakan seorang yang tidak lupa dengan masa lalunya.
"Mas Arifin itu orangnya nggak pernah lupa. Beliau kalau ketemu gurunya langsung sungkem," ujar Mamik.
Kunjungan Nur Arifin ke almamaternya ini juga pernah dilakukan pada Tahun 2015, usai dilantik sebagai wakil bupati Trenggalek. Mamik pun mendoakan, Kabupaten Trenggalek di bawah kepemimpinan Bupati Nur Arifin terus mengalami kemajuan.
"Semoga bisa mengemban amanah sebaik mungkin, memajukan Trenggalek 5 tahun ke depan. Tentunya dengan prestasi beliau, menjadi motivasi anak-anak SMA Negeri 6 (Surabaya)," tandasnya.