jatimnow.com - Tiga pemuda mengaku menjadi korban penipuan oleh pria yang mengaku sebagai polisi. Tiga handphone mereka diminta kemudian dibawa kabur.
Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi di Jalan Urip Sumoharjo, Surabaya sekitar pukul 22.30 Wib, Rabu (3/3/2021).
Salah satu korban, Tino Ardyanto (29), warga Krampung Tengah, Tambaksari, Surabaya mengungkapkan, awalnya dia dan dua temannya, Firman dan Ruly mencari makan usai pulang kerja di kawasan Ngagel. Mereka memakai mobil Suzuki Ertiga.
Baca juga: Deretan Aksi Emak-emak yang Bikin Kapok Penjahat: Nomor 3 Seperti Film Action
"Saya dan temen-temen habis cari makan tahu campur di daerah Pandegiling, sekitar jam setengah 11 malam. Setelah makan itu, saya anter temen-temen pulang," terang Tino kepada wartawan saat ditemui di kawasan Ngagel, Jumat (5/3/2021).
"Nah, pas anter temen-temen saya itu, sampai di Jalan Urip Sumoharjo, setelah Jembatan Penyebarangan Orang (JPO), tiba-tiba dipepet oleh seorang pria dengan menggunakan motor. Dia ngaku anggota polisi Polda, kemudian menyuruh kita menepi, bawa lampu senter," tambahnya.
Setelah mobilnya menepi, Tino dan dua temannya langsung dituduh membawa narkoba jenis sabu dengan berat 6 kilogram.
"Dia pakai pakaian preman, langsung nuduh kami bawa sabu 6 kilogram. Terus HP kami diminta, alasannya mau diperiksa," jelasnya.
"Kami sempet eyel-eyelan, terus dia bilang kooperatif kamu. Akhirnya kami dimintai identitas. Ya kita kasihkan semua sama HP, wong kita nggak salah," sambung Tino.
Setelah HP dan identitas para korban di tangan, pelaku berpura-pura telepon temannya dengan logat khas Betawi.
Baca juga: 262 Pelaku Kejahatan di Jatim Diberangus dalam Dua Bulan
"Dia sempet telepon seolah-olah kayak pengembangan gitu. Seolah-olah infonya salah semua. Marah-marah," papar Tino.
Pelaku kemudian mengajak ketiga korban ke Polsek Tegalsari, dengan alasan di sana sudah ada teman korban yang ditangkap.
"Nanti saya temukan dengan pelakunya yang sudah ketangkap ini. Kalau seandainya bukan, HP-nya nanti tak kembalikan semua," ujar Tino menirukan pelaku.
Karena panik dan takut, Tino dan dua temannya menuruti ajakan pelaku menuju Polsek Tegalsari. Namun saat perjalanan, tepatnya di Jalan Basuki Rahmat, pelaku tiba-tiba menggeber motornya menyalip mobil mereka, kemudian belok kanan ke arah Monumen Bambu Runcing, Jalan Panglima Sudirman.
"Setelah belokan (Patung) Karapan Sapi, mau ke arah Polsek Tegalsari, dia mengarah ke tengah langsung ke kanan tembus Bambu Runcing. Terus kita kejar tapi tidak ketemu. Karena kita pakai mobil jadi harus putar balik jauh," jelasnya.
Baca juga: Tampang Penjahat di Surabaya Bermodus Tuduh Korban Aniaya Kerabat
Atas kejadian itu, Tino dan temannya melapor ke Polsek Tegalsari. Namun oleh petugas SPKT diarahkan ke Polsek Genteng. Karena TKP-nya ikut wilayah hukum Polsek Genteng.
Karena sudah malam, akhirnya mereka melaporkan kejadian tersebut pada Kamis (4/3/2021). Dalam laporannya itu, Tino mengaku hafal dengan ciri-ciri pelaku. Di antaranya memakai motor Honda Vario, berpakaian preman dan memakai helm warna hitam. Berperawakan tinggi, perut buncit dan berkulit sawo matang.
Terpisah, Kanitreskrim Polsek Genteng, Iptu Sutrisno membenarkan laporan kejadian tersebut. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan bersama Satreskrim Polrestabes Surabaya.
"Masih kita dalami, selidiki. Meminta keterangan korban juga dan mengecek lokasi kejadian," tandasnya.