jatimnow.com - Selama Ramadan hingga Idul Fitri mendatang, stok berbagai kebutuhan pokok di Banyuwangi dipastikan aman.
Mulai kebutuhan bahan pangan, bahan bakar gas elpiji hingga bahan bakar minyak (BBM) berada dalam jumlah yang mencukupi.
Itu terungkap saat Bupati Ipuk Fiestiandani, Bank Indonesia, dan Bulog, yang tergabung dalam tim pengendali inflasi daerah (TPID) Banyuwangi melakukan pengecekan langsung ke lapangan, Senin (19/4/2021).
Baca juga: 5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
Bupati Ipuk melakukan pengecekan bahan pokok di Pasar Rogojampi. Didampingi Kepala BI Perwakilan Jember, Hestu Wibowo, Ipuk langsung bertanya ke pedagang setempat. Mulai pedagang kelontong, penjual daging ayam, daging sapi, hingga telur.
"Harga relatif stabil. Bahkan cabai yang sebulan lalu menyentuh harga Rp 120 ribu kini turun di angka Rp 40 ribu. Bawang merah tadi pedagang menjual Rp 25 ribu, bawang putih Rp 22 ribu. Stok juga aman kata pedagang, tidak kesulitan cari barang," kata Bupati Ipuk.
Dalam peninjauan stok bahan pokok tersebut, di pasaran diketahui harga jual ayam potong ras Rp 36 - 37 ribu per kilogram, ayam potong negeri Rp 85 ribu/kg, daging sapi Rp 120 ribu, dan telur Rp 24 ribu.
"Tadi juga saya bertemu dengan Manajer Terminal PT Pertamina TBBM Tanjung Wangi. Stok BBM dan elpiji untuk warga terjamin aman. Dipastikan suplai akan masuk terus bahkan hingga pasca Lebaran," ujarnya.
Selain itu, Bupati Ipuk juga meninjau gudang Bulog di Ketapang. Wakil Kepala Bulog Moehari mengatakan bahwa saat ini stok beras yang ada di Gudang Bulog sebanyak 20.300 ton beras. Ini bisa mencukupi stok hingga satu tahun ke depan.
"Stok kami juga akan bertambah, karena akan memasuki musim panen padi, yang diperkirakan akan ada serapan beras sebanyak 5.400 ton. Jadi, stok aman karena konsumsi warga Banyuwangi masih di bawahnya," kata Moehari.
Dia juga menjelaskan bahwa Bulog juga sudah melakukan operasi pasar keliling wilayah Banywuangi.
"Memang tidak di banyak titik. Karena dalam pantauan kami, stok aman sehingga harga beras di Banyuwangi sendiri masih aman,” kata Moehari.
Baca juga: 3.840 Warga Banyuwangi Operasi Katarak Gratis
Sementara itu, Kepala BI Jember Hestu Wibowo menjelaskan bahwa pengecekan ketersediaan dan kesiapan beberapa komoditas bahan pokok ini bagian dari tugas TPID untuk menjaga inflasi di daerah.
"Dengan turun ke lapangan ini, kami memberi jaminan dan informasi pada masyarakat, bahwa persediaan bahan dan kebutuhan pokok di Banyuwangi sangat melimpah. Masyarakat tidak perlu khawatir," ujarnya.
Hestu mengakui bahwa pandemi ini sangat berpengaruh pada ekonomi warga. Sejumlah pedagang mengaku terjadi penurunan permintaan barang.
"Ya tadi banyak pedagang mengaku demand-nya turun. Namun kami melihat tahun ini masih lebih baik dibanding tahun sebelumnya meski naik sedikit. Ada peningkatan konsumsi warga," kata Hestu.
Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan menambahkan jumlah stok beras Banyuwangi memang berlimpah.
Baca juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Angkat Motif Jenon, Ini Maknanya
Pada 2020 produksinya mencapai lebih dari 495 ribu ton, dengan tingkat konsumsi masyarakatnya hanya sebesar 165 ribu ton.
“Ditambah stok hingga April 2018 sebesar 71.841 ton, stok beras kita sangat mencukupi,” kata Arief.
Ketersediaan komoditas lainnya seperti telur ayam, jumlahnya juga cukup. Produksi telur Banyuwangi per bulan sebanyak 1.157 ton, sedangkan konsumsinya 813 ton. Begitu juga ayam ras produksinya per bulan 736 ton dengan jumlah konsumsi masyarakat sebanyak 633 ton.
"Data stok telur dan ayam tersebut belum termasuk yang dihasilkan oleh peternakan-peternakan kecil yang banyak tersebar di desa-desa. Jadi kami pastikan stok telur dan ayam selama ramadhan aman," ujarnya.