jatimnow.com - Universitas Airlangga (Unair) menggelar Ujian Seleksi Mandiri secara offline, Sabtu (26/6/2021).
Sebanyak 10.404 pendaftar akan mengikuti ujian yang tersebar dalam 10 sesi selama lima hari atau hingga Rabu (30/6/2021).
Ketua Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Unair, Ach Solihin mengungkapkan dari jumlah pendaftar mandiri tersebut, 3.003 diantaranya merupakan pendaftar pemagang Kart Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).
Baca juga: Khofifah Sebut Siap Jadi Relawan Pertama Disuntik Vaksin Merah Putih
"Adanya pendaftar KIP-K ini karena Unair memberikan kesempatan kepada masyarakat dari keluarga atau golongan tidak mampu yaitu pemegang KIP-K untuk mengikuti ujian mandiri ini," katanya.
Ia menyebut, kapasitas KIP-K di Unair yaitu 1.400 mahasiswa baru tetapi kapasitas ini sudah terambil di jalur SNMPTN dan SBMPTN. Sehingga tersisa sekitar 300 mahasiswa baru untuk jalur mandiri.
"Tetapi kuota tersebut tergantung hasil tes peserta apakah memenuhi atau tidak dengan sebaran nilai peserta sesuai prodi yang dipilih," terangnya.
Sebaran nilai, dikatakan Solihin tergantung jumlah peserta yang memilih prodi tersebut dan daya tampung prodi. Jadi seleksi diambil berdasarkan nilai terbaik sebanyak daya tampung yang ada.
Baca juga: Dosen Unair Surabaya Beri Pelatihan Olahan Ikan Bernilai Jual di Lamongan
Sementara itu, daya tampung secara keseluruhan di kuota Mandiri yaitu 50 persen dari kapasitas karena Unair merupakan PTNBH.
Tetapi karena Unair sudah menerima lebih di jalur SNMPTN dan SBMPTN. Sehingga daya tampung mandiri disediakan sekitar 2.800 mahasiswa baru, menyesuaikan daftar ulang SBMPTN.
"Syarat utama ujian harus dalam kondisi sehat, salah satunya ditunjukkan dengan hasil rapid antigen negatif yang berlaku 3 hari sebelum ujian," ujarnya.
Peserta juga harus mempersiapkan segala dokumen, mulai dari ijazah atau surat keterangan lulus dan kartu peserta.
Baca juga: Rektor Unair Sebut Vaksin Merah Putih Difungsikan sebagai Booster
"Di ujian hari pertama ini ada satu peserta yang ditolak karena tidak menunjukkan hasil swab antigen. Dan berarti gugur karena kami tidak menyiapkan ujian susulan," tegasnya.
Solihin mengungkapkan pihaknya tegas menerapkan prokes, seperti saat tes ujian SBMPTN. Mulai dari cek suhu tubuh, cuci tangan hingga masuk ruang ujian.
"Kami juga menyediakan tim satgas yang memantau proses jalannya ujian sesuai prokes. Serta bekerjasama dengan satgas covid di tingkat universitas untuk berkoordinasi dengan puskesmas setempat," pungkasnya.