jatimnow.com - Asupan vitamin D dalam tubuh sangat memengaruhi kesehatan, bahkan mampu menangkal Covid-19. Hal itu disampaikan Alumnus Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Unair, dr Henry Suhendra.
dr Henry mengungkapkan bahwa sebuah penelitian di Boston pada 2020 membuktikan bahwa vitamin D dapat mengurangi kemungkinan infeksi virus corona hingga 54 persen. Namun kondisi itu dapat dicapai hanya jika kadar vitamin D dalam tubuh optimal.
"Ini hampir sama dengan vaksin loh. Kan lumayan banyak. Kalau vaksin 60 sampai dengan 65 persen, beda-beda," kata dr Henry melalui siaran pers yang diterima jatimnow.com, Minggu (18/7/2021).
Baca juga: Cara Sederhana Merawat Kulit saat Suhu Udara Ekstra Hot
Alumnus 1992 itu menjelaskan, vitamin D adalah super hormon yang berpengaruh pada seluruh sel. Sebab reseptornya ada di semua sel seluruh sistem tubuh.
"Kalo vitamin D kita optimal, artinya kita akan baik-baik saja. Tidak ada penyakit-penyakit," ujar dia.
Di sisi lain, vitamin D memang dikenal memiliki banyak manfaat untuk mengurangi berbagai infeksi. Mulai dari bakteri hingga virus, termasuk Covid-19.
Baca juga: 3.840 Warga Banyuwangi Operasi Katarak Gratis
dr Henry menambahkan, vitamin D juga dapat melawan beberapa penyakit, di antaranya kanker, sakit jantung hingga autoimun. Dengan catatan harus optimal 100 persen.
"Di Amerika Serikat, vitamin D terbukti telah memperbaiki berbagai penyakit berat, seperti penyakit jantung dan 70 jenis penyakit kanker," tutur dia.
Sementara terkait varian yang akan terus bertambah, vitamin D dapat meningkatkan imunitas di tiga sektor. Pertama, meningkatkan local barrier pada kulit yaitu mempererat celah antar kulit. Sehingga tidak ada celah untuk virus masuk.
Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Anak saat Cuaca Panas Ekstrem
Kedua, innate immunity, serta imunitas yang berkaitan dengan pembentukan antibodi oleh T dan B limfosit. Meski demikian, butuh waktu untuk menaikkan kadar vitamin D di dalam tubuh.
Sebab selain fluktuatif, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi. Misalnya ketika stress atau kurang tidur, maka akan turun.
"Misalnya gini, setelah gowes Jawa-Bali, badan pegel semua, terus flu. Ini ya karena daya tahan tubuh hilang pada saat vitamin D turun. Jadi menaikkan kadar vitamin D bisa dengan olahraga, tapi kalau berlebihan, vitamin D akan hancur. Kalau terlalu capek, dia turun," pungkasnya.