jatimnow.com - Video viral yang mencatut RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya dan beredar di media sosial, telah dimediasikan.
Video berdurasi 2.41 menit itu memperlihatkan beberapa orang masuk ke sebuah rumah sakit dengan nada marah dan melakukan tindakan tidak menyenangkan kepada salah satu tenaga kesehatan (nakes).
Arthur mewakili pihak keluarga pasien yang meninggal mengatakan, pihaknya telah membuat video klarifikasi permohonan maaf dan menjelaskan bahwa video yang beredar tersebut tidak benar. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada RS BDH.
Baca juga: 2 Wanita Bangkalan Naik Pikap dan Bikin Konten di Jembatan Suramadu
"Kami atas nama keluarga ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya RS BDH atas insiden yang terjadi. Kami juga mengucapkan terima kasih atas pelayanan kesehatan yang diberikan," katanya dalam siaran pers yang diterima redaksi, Rabu (4/8/2021).
Baca juga:
- Viral Video Aksi Protes Beberapa Orang di RS BDH Surabaya
- Viral Protes Beberapa Orang di RS BDH Surabaya, Polisi: Sudah Clear
Sementara itu, Sandy yang menyebarkan video tersebut melalui aplikasi TikTok juga telah membuat video permintaan maaf yang diunggah di akun pribadinya. Dalam video tersebut, Sandy mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui permasalahan yang terjadi di RS BDH.
"Saya ingin meminta maaf terkait video yang saya unggah di aplikasi tiktok kepada RS BDH. Saya berjanji tidak akan terulang lagi kejadian yang seperti ini," ungkapnya.
Kanit Reskrim Polsek Benowo Ipda Jumeno mengatakan, kejadian itu terjadi pada 26 Juli 2021. Pada hari itu juga, Dinas Kesehatan (Dinkes) melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Benowo. Namun, setelah melalui proses mediasi dengan pihak kepolisian, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.
"Kejadiannya tanggal 26 Juli. Jadi, setelah kita adakan proses mediasi, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai," terang Jumeno di kantornya.
Baca juga: Viral, Pasangan Selingkuh Digerebek di Taman Paseban Bangkalan
Jumeno menerangkan, pihaknya tidak meneruskan laporan dari RS BDH. Menurutnya, kasus ini terjadi karena adanya kesalahpahaman dan pihak keluarga pasien, mereka pun sudah meminta maaf kepada RS BDH dan membuat video klarifikasi untuk meredakan situasi.
"Tidak kita lanjutkan. Itu salah paham dan keluarga pasien juga sudah ada permintaan maaf ke rumah sakit," terangnya.
Ia pun menyayangkan beredarnya video dengan narasi tersebut. Padahal, kejadian itu terjadi pada tanggal 26 Juli. Jenazah pasien pun sudah dimakamkan secara protokol kesehatan di makam Babat Jerawat blok Covid-19.
"Kenapa kok viral sekarang dengan narasi seperti itu. Kan sudah lama. Jenazah juga sudah dimakamkan. Jadi kan sudah selesai dan damai," ujarnya.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menjelaskan, pasien itu merupakan rujukan dari Puskesmas Lontar dengan diagnosa suspek Covid-19 melalui hasil swab antigen yang dilakukan di RSAU Soemitro. Di samping itu, hasil swab PCR pasien tersebut, juga positif Covid-19.
Baca juga: Viral, Emak-emak Naik Motor di Jember Bonceng Balita Berdiri
"Hasil swab antigennya dari RSAU Soemitro itu positif, hasil PCRnya juga menyatakan positif," jelas Febri.
Ia memaparkan, pihak keluarga inti dari pasien, sebenarnya tidak mempermasalahkan dengan status pasien. Namun, pada 25 Juli 2021, kondisi pasien memburuk, hingga akhirnya meninggal dunia.
Melalui hasil diskusi dengan keluarga inti pasien, mereka sepakat jenazah akan dimakamkan pukul 08.00 Wib pada keesokan harinya sembari menunggu proses pemulasaraan yang sesuai dengan agama yang dianut.
"Keluarga inti sudah setuju pemakaman dilakukan pada 26 Juli, jam delapan pagi. Difasilitasi juga untuk dua anggota keluarga untuk melihat jenazah untuk terakhir kali," kata dia.