jatimnow.com - Berita 34 sntariwati jadi korban pencabulan ustaz di Trenggalek menjadi pilihan pembaca pertama pada Jumat (24/9/2021).
Di urutan kedua, berita sopir truk fuso tewas tertimbun di galian C Mojokerto. Dan di rutuan ketiga akal bulus ustaz di Trenggalek saat cabuli 34 santriwati.
Redaksi merangkum ketiga berita itu:
Baca juga: Tantang Duel Polisi, Top CEO Indonesia Awards 2024, Longsor Ngebel Ponorogo
34 Santriwati Jadi Korban Pencabulan Ustaz di Trenggalek
Seorang ustaz ditangkap Satreskrim Polres Trenggalek setelah terbukti mencabuli 34 santriwatinya. Pencabulan itu dilakukan mulai 2019. Ustaz cabul itu berinisial SMT (34), warga Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek.
Kasatreskrim Polres Trenggalek AKP Arief Rizky Wicaksana menjelaskan, aksi tersangka terbongkar setelah salah satu orangtua korban melapor.
"Dari keterangan korban dan pelaku, ada 34 santriwati menjadi korban," ujar Arief saat konferensi pers di Mapolres Trenggalek, Jumat (24/9/2021).
Baca juga: 30 Kilogram Sabu, Debat Pilkada Sidoarjo, Aliansi Pemuda Gresik
Sopir Truk Fuso Tewas Tertimbun di Galian C Mojokerto
Nahas menimpa Marjuki (52), warga Dusun/Desa Sumberejo, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Sopir truk Fuso nopol L 8003 UL itu tewas tertimbun muatannya sendiri usai kendaraan yang dikemudikannya alami rem blong.
Korban diketahui berada di lokasi tambang atau galian c milik CV Barokah Dusun Buluresik, Desa Manduro Manggunggajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Akal Bulus Ustaz di Trenggalek saat Cabuli 34 Santriwati
Baca juga: Kisah Kereta Api Terakhir, Bawaslu Gresik, Minta Bantuan Bonek
Menyandang gelar ustaz, membuat SMT dengan leluasa mencabuli 34 santriwatinya. Namun kini, pria 34 tahun asal Kecamatan Pule itu telah dijebloskan ke sel tahanan Polres Trenggalek setelah aksi bejatnya terbongkar.
Kasatreskrim Polres Trenggalek AKP Arief Rizky Wicaksana mengatakan, pencabulan itu dilakukan tersangka sejak Tahun 2019. Pencabulan itu dilakukan tersangka setiap mendapat kesempatan.
"Dalam pemeriksaan tersangka mengaku korbannya ada sekitar 34 santriwati. Rata-rata dicabuli pada siang hari di tempat yang sepi di area ponpes (pondok pesantren)," jelas Arief, Jumat (24/9/2021).