jatimnow.com - 9 warga Warga Negara Indonesia (WNI) asal Jawa Timur mengaku tertahan di Port Comercial pasifik, Guam, Amerika Serikat.
Mereka yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) Voyager juga mengaku belum menerima gaji selama 5 bulan dan tidak dipulangkan. Kini hidup mereka terkatung-katung.
Salah satu ABK, Ali Akbar Cholid mengaku, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia dan temannya mengandalkan bantuan dari agensi. Kata dia, selama ini mereka dilarang menyentuh daratan, sehingga terpaksa hidup di atas kapal.
Baca juga: Warga Jatim Waspadai Bencana Hidrometeorologi Sepekan Kedepan
Ali yang merupakan warga asal Jalan Panderman, Kelurahan Sisir, Kecamatan/Kota Batu itu mengaku dirinya dan teman-temannya belum mendapat gaji selama 5 bulan.
"Kami tak bisa pulang karena tidak ada uang. Gaji juga tak diberi. Makan saja mengandalkan pemberian agensi yang ada di pelabuhan sini," keluh Ali saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (28/10/2021).
Sampai saat ini dirinya mengungkapkan kesulitan dan hanya bisa berdiam diri dan menunggu ketidakjelasan di atas kapal.
"Bahkan kami sudah melapor ke KJRI yang berada di Los Angels karena Guam masuk wilayah AS. Tapi petugas tidak ada kabar dan menjawab bila tidak hanya mengurusi kami saja. Masih banyak yang lain," ungkap dia.
Baca juga: FTBI, Ikhtiar BBJT Lestarikan Bahasa Daerah di Jawa Timur
Ali bercerita, pada April ia mendapat penawaran dari agen Indonusa yang berada di Benoa, Bali. Mereka pun berangkat dari Benoa untuk menjual kapal Voyager milik warga Kanada. Lalu pada Juni ia baru sampai sana, tetapi kapal yang dia tumpangi tidak jadi laku.
"Karena tak jadi laku itu akhirnya pemilik beralasan tak bisa memberi gaji dan tak bisa memulangkan saya dan teman-teman lain. Padahal kalau sesuai jadwal pulang kami ya bulan Juli akhir kemarin," bebernya.
Padahal, lanjut Ali, perjanjian awal mereka hanya dua minggu saja di Guam, lalu diberi gaji dan pulang.
Baca juga: Menuju GSI Nasional, Sidoarjo Sumbang 14 Pemain untuk Tim Sepak Bola Jatim
"Ini merupakan pengalaman pertama meski saya sudah beberapa tahun menjadi ABK. Akibat peristiwa ini pun saya tidak bisa menyaksikan saat istri saya melahirkan. Sampai sekarang belum ketemu sama putra saya," tutur dia.
Selain Ali, 8 orang lainnya yaitu Agus Brigrianto (54) selaku Kapten, warga Perumahan Beji, Desa Beji, Kecamatan Junrejo. Kemudian Bambang Suparman, Gunawan Soeharto, Dicky Wahyu, Fajar Nur asal Kota dan Kabupaten Malang.
Lalu satu warga Lumajang bernama Muhamad Khafid, serta warga Blitar bernama Fery Sujatmiko dan Yusman Shobirin asal Sidoarjo.