jatimnow.com - Disela-sela peresmian penurunan tarif PPh untuk UMKM di Jatim Expo International, Presiden Joko Widodo menjelaskan revolusi industri 4.0 kepada ribuan pelaku UMKM, Jumat (22/6/2018).
Ia mengharapkan para pelaku usaha dapat mempercepat penyesuaian terhadap perubahan modern.
Ia mencontohkan perkembangan industri dengan teknologi robot penyapu lantai yang telah dimiliki oleh bandara Changi, Singapura.
Baca juga: Jokowi Titipkan Kota Kediri ke Mbak Vinanda - Gus Qowim
Ia juga menggambarkan kecanggihan teknologi pembangunan rumah menggunakan print 3 dimensi. "Dulu bangun rumah butuh waktu berbulan-bulan. Sekarang cuma 24 jam sudah selesai. Ini yang harus kita sadari perubahan cepat sekali terjadi," terangnya.
Jokowi menyatakan, antisipasi paling cepat yang dapat dilakukan untuk menyikapi revolusi industri 4.0 yaitu dalam dunia usaha.
Antisipasi dapat dilakukan melalui transaksi jual beli daring. "Oleh sebab itu saya ingin ingatkan. Tolong kita semua memahami, mengerti, mengantisipasi dan ikut berubah," pesannya.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Smelter Freeport, Pj Gubernur: Dongkrak Ekonomi Jatim
Perubahan metode pembayaran pun tak luput dari sorotannya. "Orang jaman sekarang gak bayar pake cash/credit card. Sekarang gadget kita bisa bayar dimana-mana," jelasnya.
Ia memberikan contoh transaksi pembayaran di China yang menggunakan aplikasi Alipay. Jokowi berharap dunia usaha di Indonesia dapat berkembang menggunakan transaksi pembayaran melalui gadget seperti ini.
Ditambah lagi, Jokowi juga menjelaskan pesatnya perkembangan yang terjadi di dunia kuliner. Ia memberikan contoh kemudahan memesan makanan melalui aplikasi ojek online.
Baca juga: Presiden Joko Widodo: Ngecek Harga, Masak Pamitan Terus
"Saya sendiri sekarang pesan sate gak usah ke warung sate. Dengan aplikasi ojek online, saya minta sate dibelikan sate. Setengah jam sudah datang. Mau beli gado-gado juga gitu. Begitu cepat dan murah, saya titip bapak ibu sekalian melakukan perubahan seperti ini. Kalau tidak kita kejar ya negara kita akan tertinggal," pungkasnya.
Reporter: Arry Saputra
Editor: Erwin Yohanes