Gresik - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) melakukan pendampingan masyarakat untuk memanfaatkan sampah organik menjadi Eko Enzim di Gresik.
Berkolaborasi dengan Bank Sampah Melati Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, HKTI mengajak kepada masyarakat untuk memilah sampah plastik dan nonplastik, agar pemanfaatan sampah ini bisa disesuaikan.
Ketua HKTI Jatim Lia Istifhama mengatakan, Eko Enzim atau yang dikenal sebagai pengolahan sampah organik merupakan proses fermentasi seperti halnya pembuatan kompos. Pembuatan Eko Enzim dikenal sangat hemat dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pupuk rumah tangga.
Baca juga: SPTP Hadirkan Incinerator Pondok Pesantren Pertama di Indonesia
Pembuatan Eko Enzim diproduksi melalui fermentasi limbah dapur organik (sisa makanan), gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu) dan air dengan perbandingan 3:1:10.
Baca juga: Gerakan Maju Tani Proyeksikan 10 Juta Petani Digital Tumbuh hingga Akhir 2024
Proses fermentasi dalam pembuatan Eko Enzim berlangsung selama tiga bulan. Setelah itu cairan yang dihasilkan akan berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat.
"Dalam hal ini, bagaimana konsep reuse, recycle dan reduce benar-benar teraplikasi di tengah masyarakat. Barang atau sampah rumah tangga diolah oleh bank sampah melati dan dimaksimalkan fungsinya melalui pengolahan kembali," tutur Lia, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Gubernur Khofifah Minta HKTI Dorong Produktivitas dan Kesejahteraan Petani
Li juga mengungkapkan, pemanfaatan sampah di Gresik bisa menjadi percontohan untuk daerah-daerah lain.
"Di bawah kepemimpinan Gus Yani, terbukti masyarakat mau lebih sadar terhadap pentingnya menjaga lingkungan," ucapnya.