Mojokerto - Sebanyak 80 warga Kota Mojokerto mengikuti pelatihan budidaya maggot. Peserta merupakan perwakilan dari anggota karang taruna, TPST dan BSI Faskel. Pelatihan terbagi menjadi dua sesi dengan dihadiri oleh 40 peserta.
Pelatihan yang berlangsung di TPA Randegan tersebut merupakan upaya Pemkot Mojokerto untuk meningkatkan keikutsertaan warga dalam mengurangi sampah, terutama jenis organik di Kota Mojokerto.
"Dari budidaya Magot ini, tidak hanya membantu pemerintah mengurangi sampah, khususnya jenis organik, tapi juga bisa menambah penghasilan panjenengan," kata Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (22/11/2021).
Baca juga: Pj Wali Kota Mojokerto Ali Kuncoro Tinjau Gerakan Pangan Murah
Maggot, yang juga dikenal Black Soldier Fly (BSF), merupakan jenis ulat yang bisa mengurai sampah organik dengan cepat. Belakangan maggot makin populer untuk pakan ternak, seperti burung, ayam, bebek, bahkan ikan.
Sehingga tidak salah jika menyebut budidaya maggot akan membantu persoalan menumpuknya sampah sekaligus menjadi peluang untuk menambah pemasukan bagi masyarakat.
Perlu diketahui, belakangan kesadaran warga Kota Mojokerto untuk turut serta dalam pengurangan sampah memang mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), pada tahun 2019, Bank Sampah Induk mampu mendaur ulang sampah hasil pemilahan masyarakat sebanyak 212,7 ton pertahun.
Baca juga: Berkunjung di IKM Batik Maja Bharama Wastra Mojokerto, Ada 119 Motif Apik
Memasuki tahun 2020, angka tersebut turun menjadi 161,4 ton. Penurunan tersebut diprediksi akan berlanjut di tahun 2021 menjadi hanya 61,1 ton. Padahal jelas, dalam pengelolaan sampah, perlu kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
Oleh karenanya, pelatihan maggot diharapkan dapat kembali menarik minat masyarakat untuk turut serta mengurangi volume sampah.
"Setelah panjenengan mendapat ilmunya, tentu nanti harus diimplementasikan. Saya mohon ada komitmen dari panjenengan untuk turut serta dalam mengurangi sampah," ungkap Ning Ita.
Baca juga: Mas Pj Ajak Tingkatkan Literasi dengan Komolib, Warga Mojokerto Sudah Tahu?
Ke depannya, keikutsertaan warga dalam menciptakan Kota Mojokerto menjadi kota yang bersih dan sehat memang akan terus dibutuhkan. Terlebih jika Kota Mojokerto telah tumbuh menjadi kota pariwisata. Kebersihan menjadi nilai lebih yang dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berwisata di Kota Mojokerto.
Sebagai informasi, pada pelatihan magot kali ini, DLH selaku penyelenggara acara, mengundang Choirul Anwar dari KSM Popoku Berkah, Banyuwangi sebagai narasumber.