jatimnow.com - Aparat kepolisian Sektor Kalipuro menemukan kerangka manusia yang tergeletak di atas tanah di kawasan Perkebunan Selogiri, Desa Ketapang, Banyuwangi.
Pelaksana Jabatan (Pak) Polsek Kalipuro, AKP Sudarmaji mengatakan, sekitar pukul 07.00 WIB pihaknya mendapatkan laporan masyarakat yang mengetahui adanya kerangka mayat manusia di sekitar sumber mata air di Dusun Selogiri, Desa Ketapang.
Yang menemukan pertama kali adalah Ketua RT 2 RW 1 Dusun Selogiri Sucipto (51) mencium adanya bau busuk yang akhirnya mengetahui ada kerangka tersebut.
Baca juga: 2 Anak di Ponorogo Meninggal karena DBD, Dinkes Lacak 1 Korban Lain
Ia pun langsung mengabarkan pada Kepala Dusun Selogiri, Miswagiono (50) yang kemudian ditindaklanjuti dengan laporan kepada petugas yang berjaga di Polsek.
"Laporannya saat pak Sucipto perjalanan ke hutan cari bonsai mencium bau busuk. Setelah itu dicari ternyata bau busuk itu berasal dari kerangka tulang manusia yang berserakan," katanya kepada jatimnow.com, Minggu (24/6/2018).
Setelah itu petugas dari Polsek Kalipuro mendatangi tempat kejadian perkara untuk melakukan pengamanan dan menunggu petugas identifikasi dan tim penyidik dan Kasat Reskrim dari Polres Banyuwangi.
Baca juga: Kisah Haru 2 Wisudawan UB yang Meninggal Dunia Diwakilkan Keluarga Terima Ijazah
Setelah melakukan olah TKP, diduga korban meninggal akibat di serang oleh anjing liar.
"Hal ini dilihat dari tempat tulang belulang yang berserakan, yang kulit serta dagingnya sudah tidak ada. Diperkirakan korban meninggal sudah 7 hari lamanya," terangnya.
Saat ini, lanjut AKP Sudarmaji, tulang-tulang yang diduga akibat korban serangan anjing liar dititipkan ke RSUD Blambangan Banyuwangi dan melakukan verifikasi.
Baca juga: 30 Petugas Pemilu di Jatim Meninggal, Sudah Terima Santunan dari KPU?
Hingga kini, identitas dari kerangka tulang belulang yang ditemukan itu belum diketahui.
"Selain itu kita juga mengumumkan ke masyarakat sekitar TKP apabila ada yang kehilangan anggota keluarga untuk menghubungi Polsek Kalipuro," tandasnya.
Reporter: Hafiluddin Ahmad