Pacitan - Kabupaten Pacitan akhirnya memiliki jembatan anti gempa yang berdiri di atas Sungai Teleng, Kelurahan Sidoharjo, Pacitan. Pembangunan jembatan penghubung Teleng dan Jaten tersebut berbiaya Rp200 juta.
Jembatan bercat merah itu menarik perhatian warga setempat. Warga yang penasaran, menjadikannya sebagai spot berswafoto atau berselfie. Beberapa yang berada di lokasi, tampak rela mengantre agar dapat mengambil gambar dari tengah jembatan.
Padahal sebelum memasuki jembatan, sudah terpasang imbauan penggunaannya. Seperti digunakan oleh 3 orang secara bergantian dan beban yang terbatas, serta dilarang ada kendaraan yang melintas.
Baca juga: Hoax Pencairan Bansos PKH Disebar via Telegram, Waspada Modus Penipuan!
"Bagus dan penasaran. Tapi ya itu tadi jembatannya goyang. Jadi takut-takut gimana," ujar Indah Purnama, salah seorang warga di lokasi, Sabtu (12/2/2022).
Fenomena jembatan kedaruratan menjadi spot selfie, tak dipermasalahkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pacitan Sumorohadi. Hanya saja, warga diharapkan memperhatikan imbauan yang terpasang di lokasi.
Apalagi, pembangunan jembatan kedaruratan yang menggandeng tim ahli dari Indonesia tersebut, sekaligus menjadi akses penghubung alternatif dari Teleng ke Bukit Jaten di sisi barat.
Baca juga: Diinisiasi Kemensos, Ratusan Penderita Katarak Ikuti Operasi Gratis di RSUD dr. Soegiri Lamongan
Jika potensi gempa besar merusak jalur utama, warga tak kesulitan mengevakuasi diri ke tempat aman.
"Ya Maklum saja, konstruksinya didesain dari tali baja dengan kemampuan terbatas. Jadi terbatas," jelas Sumorohadi.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Pacitan Roni Wahyono, mempertanyakan imbauan melintas untuk 3 orang di jembatan kedaruratan. Menurutnya, jembatan yang dibangun guna kepentingan mitigasi harus bisa digunakan banyak orang di saat darurat.
Baca juga: Video Lansia di Tulungagung Terlunta-lunta Viral di Medsos
“Kalau tadi melihat papan peringatan untuk 3 orang, itu agak kontra produktif lah. Kalau kita bayangkan, masa darurat itukan rombongan orang. Hal ini akan kita klarifikasi dulu ke Dinas Sosial,” kata Roni.
Tagana, lanjut Roni, memberikan masukan agar di sekitar jembatan gantung tersebut dilengkapi fasilitas taman siaga bencana untuk sarana edukasi, khususnya agar masyarakat mengetahui fungsi jembatan darurat.
“Ya Tagana memberi masukan untuk dijadikan taman siaga bencana, sehingga bisa menjadi sarana pembelajaran juga. Ketika orang nanti ada bencana mereka sudah terbiasa. Kalau ada anak anak TK ke sana ya gak masalah, yang penting ada pengawasan dari orang yang berkompeten,” pungkasnya.