Surabaya - Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto dinilai masih belum cocok maju dalam kontestasi Pilpres pada 2024 mendatang. Miskinnya popularitas membuat namanya terdengar asing meski telah menjabat Menteri Perekonomian RI.
"Salah satu PR (pekerjaan rumah) yang penting tentunya terkait hasil beberapa survei yang pernah dilakukan, tentang elektabilitas yang masih sangat kurang, meski Partai Golkar hampir 15 persen. Dengan popularitas yang rendah, kemungkinan besar tidak," ujar pengamat politik dari FISIP Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Andri Arianto kepada jatimnow.com, Kamis (10/3/2022).
Andri mengatakan, posisi Airlangga di beberapa survei elektabilitas dan popularitas calon presiden masih rendah. Beberapa survei merilis posisi Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo hingga Muhaimin Iskandar masih di posisi atas dibanding Airlangga.
Baca juga: Mencari Pemimpin Millenial untuk Surabaya
Baca juga: AMJ Minta Anggotanya Move On dari Kubu-kubuan Pilpres-Pileg 2024
Sehingga, ia menyarankan agar Airlangga tak buru-buru mencalonkan diri. Begitupun sikap partai Golkar yang idealnya mengangkat nama besar lain di luar kader partai untuk mengamankan suara partai.
"Dalam kisahnya meski sering kalah dalam Pilpres, tetapi di saat bersamaan sukses masuk ke pemerintahan karena ada faksi yang menjadi bagian dari pemenang," jelas Andri.
Baca juga: Sidang Sengketa Pilpres, Saksi Kubu Paslon 03 Beberkan Fakta-fakta Ini
Di sisi lain, jika ingin menggaet simpatik masyarakat, dirinya menyarankan agar Airlangga menggandeng sosok yang pas dan memiliki popularitas yang tinggi.
"Yang layak mendampingi Airlangga Hartarto tentunya berharap pada Bu Khofifah, namun harus dicatat sebagai asumsi dan perhitungan di atas kertas. PR utamanya wajib mewujudkan soliditas Partai Golkar di Jatim," katanya.