Hore! Cukup Tukarkan Sampah, Warga di Kota Malang Bisa Dapat Sembako

Jumat, 11 Mar 2022 15:59 WIB
Reporter :
Achmad Titan
Aktivitas warga menukarkan sampah dengan sembako di RW 05, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

Malang - Warga di RW 05, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang bisa menukar sampah rumah tangganya dengan sembako. Cara ini diyakini cukup bermanfaat sekaligus bisa menjaga kebersihan lingkungan.

Salah satu pengurus, Imam Wahyudi mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah yang ada di lingkungan RW 05. Juga bagian dari program dari Bank Sampah Delima.

"Kami dari warga RW 05 terus berkomitmen untuk mengurangi volume dan membantu permasalahan sampah di Kota Malang," terang Imam, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Terminal Gapura Surya Nusantara jadi Pionir Modernisasi Pelabuhan Nasional

Imam menyebut, tujuan adanya kegiatan ini juga agar masyarakat mampu secara mandiri dalam mengelola sampah organik maupun anorganik. Sehingga volume sampah yang masuk di tempat pembuangan sampah (TPS) atau tempat pembuangan akhir (TPA) berkurang.

"Warga dapat menukar sampah anorganik seperti kertas, botol bekas, minyak goreng bekas, nanti ditukar dengan sembako yaitu beras, gula, serta minyak goreng," ujar dia.

Kemudian bagi warga yang ingin ikut, terdapat mekanisme serta syarat dan ketentuannya. Warga mendaftar secara langsung sebagai nasabah di Bank Sampah Delima. Selanjutnya sampah harus sudah dipilah dari rumah dan sesuai dengan kriteria yaitu kardus, kertas, koran, botol air mineral dan minyak goreng.

"Kemudian hasilnya itu akan ditimbang dan ditaksir oleh petugas bank sampah. Itu nanti dicatat sistemnya menggunakan poin," jelas dia.

Anggota bank sampah menyimpan hasil setor sampah ke dalam buku rekening nasabah. Kemudian hasil setor sampah tersebut akan ditukarkan dengan sembako ketika menjelang ramadan.

Baca juga: Pemprov Jatim Raih 2 Penghargaan Top Inovasi Pelayanan Publik di 2024

"Apabila poin sudah mencukupi maka dapat ditukar dengan sembako. Apabila poin belum mencukupi atau sisa berlebih, maka akan menjadi saldo yang tercatat di buku tabungan nasabah," ungkapnya.

\

Untuk besaran poinnya berbeda-beda. Seperti untuk mendapatkan beras kemasan 0,5 kilogram, harus mengumpulkan poin sebesar 500. Sedangkan untuk gula pasir 0,5 kilogram, dapat ditukar dengan 925 poin. Serta minyak goreng 500 mililiter setara dengan 500 poin.

Menurut Imam, animo masyarakat cukup tinggi dengan program tersebut. Saat ini sudah ada sekitar 50 warga yang mendaftar menjadi nasabah.

"Harapannya, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan bisa dikembangkan, sampah anorganik juga kami olah menjadi kerajinan daur ulang," ungkapnya.

Baca juga: Pelindo IDEA 2024, Dorong Inovasi untuk Efisiensi Operasional

Bank Sampah Delima juga menerima bentuk sampah organik. Sampah-sampah tersebut biasanya dikelola menjadi budidaya maggot, urban farming dan sebagainya.

Sementara Wali Kota Malang Sutiaji menyebut, kegiatan bank sampah merupakan hal inisiatif yang sederhana, tapi memiliki dampak positif yang luar biasa.

"Bank sampah ini tentu bisa menjadi bentuk implementasi pendekatan ekonomi sirkular yang bisa menggali nilai ekonomis sampah. Harapan saya ini bisa dikembangkan di setiap RW, tentu dengan beragam kreasi masing-masing untuk mengurangi sampah kota," tandas Sutiaji.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Malang

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler