Jombang - Bata berukir hingga tapak kaki hewan ditemukan para peneliti Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur dalam ekskavasi tahap dua di Situs Pandegong, Dusun Kwasen, Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.
Ketua tim ekskavasi Situs Pandegong, Vidi Susanto menyebut, benda itu merupakan hasil temuan luar atau permukaan yang ada sekitar situs.
Menurut Vidi, dimungkinkan pada saat pembuatan bata itu, sebelum dibakar dan dijadikan bahan candi, bata itu sempat terinjak hewan liar.
Baca juga: Arkeolog BPK Temukan Potongan Arca di Situs Pandegong saat Ekskavasi ke-4
"Dulu seperti di Bojonegoro pernah ada temuan batu bata yang ada tapak kaki. Narasumber kita bilang kalau tapak kaki itu barasal dari anjing liar," jelas Vidi, Rabu (16/3/2022).
Baca juga: BPCB Jatim Lakukan Ekskavasi Tahap II Situs Pandegong di Jombang
Vidi menjelaskan, di Bojonegoro saat itu didapatkan keterangan bahwa sebelum dibakar, bata itu dijemur. Dan pada saat proses penjemuran, diduga terinjak hewan liar.
"Sebelum dibakar kan dikeringkan. Mungkin disitu ada hewan-hewan liar yang menginjak bata itu," papar dia.
Untuk bata berukir, Vidi mengatakan bahwa garis-garis pada bata itu memang sengaja dibuat oleh pembuat candi. Dengan tujuan untuk memperkirakan musim tanam.
Baca juga: BPCB Jatim Akhirnya Temukan 3 Struktur Candi Wahana di Situs Pandegong
"Tahun kemarin juga menemukan bata yang punya motif seperti itu. Umumnya bata yang seperti itu ditemukan di lokasi yang ada potensi cagar budaya gitu, seperti ada watudakon, itu sebagai pranotomongso. Untuk mengetahui kapan musim panen, kapan musim tanam," papar Vidi.
Dia menegaskan jika bangunan candi ini menghadap ke barat. Hal ini didasarkan adanya penemuan tangga dan temuan arca waktu ekskavasi tahun kemarin.
"Ini menghadap ke barat, indikasinya dari tangga. Selain itu temuan nandiswara dan mahakala. Dan ini Siwa," tambahnya.
Vidi menambahkan, candi ini diduga dibangun era abad ke-10.
Baca juga: Hari ke-4 Ekskavasi Situs Pandegong, Peneliti BPCB Jatim Temukan Kepala Nandi
"Indikasi bentuk denahnya ini abad ke-10. Untuk arca juga diketahui pada era Empu Sendok. Tapi ini masih terus kita dalami. Dan candinya ini untuk pemujaan. Untuk pemujaan apa? Kita masih dalami lagi," tandasnya.
BPCB Jawa Timur kembali melakukan ekskavasi lanjutan di Situs Pandegong. Ekskavasi tahap II ini dimulai 16 hingga 26 Maret 2022.
Para arkeolog ini ingin mengupas 30 persen bangunan Situs Pandegong. Hal itu dilakukan untuk mengetahui denah candi secara utuh atau 100 persen, yaitu bagian selatan dan sisi timur candi.
Sebab para arkeolog telah mengupas 70 persen bangunan candi di situs tersebut, pada ekskavasi sebelumnya yang dilakukan pada 12 hingga 21 November 2021.