Lamongan - Banjir di Kabupaten Lamongan perlahan berangsur surut sejak masuk bulan Ramadan. Terhitung, kini dampak banjir luapan anak Sungai Bengawan Solo masih menyisakan 7 desa terendam. Jumlah tersebut tergolong minim dibandingkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan. Sebelumnya pada pertengahan Maret, setidaknya ada 29 desa yang terendam.
"Dari 29 desa, kini tinggal 7 desa. Sejak masuk Ramadan, curah hujan sedikit menurun," ungkap Kepala BPBD Lamongan Gunadi kepada jatimnow.com, Selasa (5/4/2022).
7 Dari 29 desa yang masih tergenang antara lain Desa Jalakcatur, Tiwet, dan Bojoasri di Kecamatan Kalitengah. Desa Putat Kumpul dan Kemlagi Lor di Kecamatan Turi. Ditambah Desa Somowinangun dan Karanganom di Kecamatan Karangbinangun
Baca juga: Tim Pemeliharaan Banjir Kanal Lamongan Susuri Gorong-gorong Kali Dapur
"Untuk Kecamatan Glagah dan Deket sekitar 8 desa telah surut. Namun sejumlah jalan poros dilaporkan sedikit tergenang," terang Gunadi.
Baca juga: 2 Jam Diguyur Hujan, Kota Kediri Terendam Banjir
Ketinggian air di lokasi banjir juga terlihat menurun, dari 50 sentimeter kini terpantau hanya 10-30 sentimeter. Meski begitu, pihak BPBD tetap mewaspadai adanya curah hujan tinggi setidaknya sampai Mei mendatang.
"Cuaca tetap waspada hujan sampai akhir Mei 2022. Semoga hujannya bersahabat untuk masyarakat Lamongan, utamanya di Bangunan Jero (Sungai Anak Bengawan Solo)," ujarnya.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Malang Luncurkan Pusdiklat Kebencanaan bidang Kesehatan
Hingga saat ini, BPBD Lamongan tetap menyiagakan mobil darurat pengangkut warga terdampak banjir dan memantau proses pembuangan air di Rolak Kuro.
"Semoga Lebaran nanti air bisa seluruhnya surut," harap Gunadi.