Batu - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan seluruh jajarannya siap menghadapi arus mudik Lebaran 2022 dengan berbagai persiapan yang telah dimatangkan.
Hal itu dia sampaikan saat digelarnya Rapat Koordinasi Angkutan Lebaran Tahun 2022 di Hotel Singhasari Kota Batu, Sabtu (23/4/2022) yang dihadiri oleh Pangdam V Brawijaya Mayjen, TNI Nurchahyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan kepala daerah se-Jawa Timur.
Hasil dari rapat tersebut pemerintah memperbolehkan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran dengan syarat sudah melakukan vaksinasi lengkap dan booster sesuai dengan Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 No.16 tahun 2022, tentang ketentuan pelaku perjalanan dalam negeri di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Arus Balik dan Mudik, 122.958 Orang Naik Bus dari Terminal Seloaji Ponorogo
"Wilayah Jatim menempati peringkat ke dua tujuan mudik dengan jumlah pemudik diperkirakan sekitar 16 juta orang. Sedangkan puncak arus mudik Lebaran terjadi pada tanggal 28 April 2022 dan puncak arus balik tanggal 8 Mei 2022," ungkapnya.
Tidak itu saja beberapa titik-titik rawan macet juga sudah dipetakan seperti daerah exit tol, pasar tumpah, jembatan, jalan yang mengalami kerusakan sedang maupun berat.
"Maka dari itu kami meminta agar semua kepala daerah bisa memiliki data sendiri agar masalah kemacetan ini bisa teratasi," pesannya.
Kemudian langkah lain yang dilakukan yaitu menyediakan call canter yang mana fungsinya nanti untuk mengetahui atau melaporkan semua situasi selama mudik Lebaran 2022.
Baca juga: ASN Pemprov Jatim Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran
"Pemerintah bersama TNI dan Polri juga menyiapkan setidaknya 270 lebih Pos Pengamanan (Pospam) dan Pos Pelayanan (Posyan) yang tersebar di Jawa Timur. Tolong kepala daerah berkordinasi secara intens dengan Polres atau kodim dalam pemantauannya," imbuhnya.
Dikatakan juga jika permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan mudik diantarannya cuaca buruk dan bencana alam, kemacetan di arteri dan exit tol, lonjakan penumpang seluruh moda, lonjakan kunjungan wisatawan, kesiapan moda angkutan (laik jalan), kerusakan jalan dan jembatan dan lonjakan Covid-19.
"Selain itu semua kepala daerah wajib memiliki data maksimal untuk wisata yang mana artinya harus punya data maksimal kapasitas daerahnya,jangan sampai meluber," imbuhnya.
Disinggung terkait daerah wisata yang memiliki potensi keramaian, Gubernur berpesan agar daerah memiliki kapasitas maksimal.
Baca juga: IPC TPK Melepas Keberangkatan Peserta Mudik bersama BUMN Pelindo
"Termasuk Kota Batu ini karena menjadi tempat wisata yang cukup ramai saat liburan. Kapasitas di titik-titik tertentu harus perhatikan, aplikasi Pedulilindungi tidak hanya dipasang tapi digunakan. Koordinasi terus dilakukan secara komprehensif. Evaluasi harian harus terus dilakukan," tegasnya.
Selain Kota Batu, beberapa daerah yang memiliki potensi dipadati wisatawan antara lain wilayah Bromo Tengger Semeru (BTS), Pacet Mojokerto, dan Magetan. Kota atau Kabupaten itu harus bisa menyiapkan semua hal demi mengantisipasi kecelakaan.
"Mengingat daerah-daerah tersebut memiliki jalan yang curam dan hujan tidak menentu," tutupnya.