Surabaya - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi kontribusi PT Pupuk Indonesia dalam peningkatan kinerja sektor pertanian. Menurutnya Pupuk Indonesia dan anak usahanya berhasil menjamin ketersediaan pupuk yang dibutuhkan dalam sektor pertanian.
Hal ini diungkapkan dalam kunjungan kerja serta halal bihalal di PT Petrokimia Gresik, Selasa (10/5/2022). Dia menceritakan bahwa pertanian menjadi salah satu sektor yang berhasil tetap tumbuh walaupun tengah pandemi Covid-19.
"Dua tahun terakhir ini memang saya mau kasih data, dari dua tahun turbulence tidak ada data yang naik, hanya satu sektor saja, ini data BPS (Badan Pusat Statistik), yang naik hanya pertanian, kenapa? karena adanya pupuk Petrokimia yang tumbuh," kata pria yang akrab disapa SYL melalui siaran tertulisnya, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Jatim Terima Bantuan Pertanian Bernilai Miliaran, Optimis jadi Lumbung Nasional
Kinerja sektor pertanian yang tumbuh di tengah pandemi Covid-19 ini, Mentan memaparkan, buktinya dari kinerja ekspor naik 15,79% di tahun 2020 dan naik 38,69% di tahun 2021.
Kinerja sektor pertanian juga terlihat dari data nilai tukar petani (NTP) yang sudah berada di level 109 dari target yang direncanakan dalam APBN di level 104-105.
Dengan kinerja pertanian yang tumbuh, dikatakan Mentan bahwa pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan komoditas pangan utama seperti beras nasional.
"Impor sudah 3 tahun tidak ada impor beras, orang bilang kalau tidak impor beras akan menjadi bencana, ternyata nggak tuh, karena ada Pupuk Indonesia dan Petrokimia yang kerja di lapangan," kata Syamsul.
Baca juga: Petrokimia Gresik Siap Dukung Program Percepatan Tanam Menteri Pertanian
Meski kinerja pertanian meningkat, Mentan mengungkapkan bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia. Tantangan tersebut mulai dari penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan, perubahan iklim yang ekstrim, hingga perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada pasokan bahan baku pupuk.
"Kita menghadapi ancaman dunia yaitu krisis yang berlapis dan semua tentang pangan. Lalu tantangan energi, fosfat jadi mahal, semua impor yang dijadikan pupuk itu bersoal, karena tiba-tiba lagi ada perang, kita banyak tergantung, kalau begitu kalau kita tidak hati-hati besok akan bersoal," ungkapnya.
Sementara Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia Grup siap bermitra dengan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pupuk di tengah ancaman perang antara Rusia dengan Ukraina.
Adapun upaya yang akan dilakukan Pupuk Indonesia Grup salah satunya dengan menambah kapasitas produksi. Dia menyebut, kapasitas produksi khusus pupuk NPK saat ini masih sekitar 2,7 juta ton dan akan menambah sekitar 500 ribu ton melalui pabrik yang berada di kawasan Iskandar Muda, Aceh.
Baca juga: Tinjau Panen Raya Petani Lamongan, Mentan Pastikan Stok Beras Melimpah
"Kami berusaha semaksimum mungkin, apapun yang terjadi kami bersama-sama untuk menyiapkan pupuk sebanyak-banyaknya sesuai harapan pak Menteri (Syamsul Yasin Limpo)," kata Bakir.
Selain itu, Bakir juga memaparkan bahwa stok pupuk subsidi dari lini I sampai lini III secara nasional saat ini berjumlah 1,4 juta ton atau setara 137% dari ketentuan minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Di lini III sendiri terdapat stok sebesar 401.106 ton, angka tersebut secara persentase sudah 137 persen melebihi dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah atau cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai tiga minggu ke depan," ungkap Bakir.