Banyuwangi - Bagi warga Banyuwangi, Ayam Pedas Rantinem, sudah tidak asing lagi. Nendangnya rasa pedas warung yang berada di Terminal Genteng, Banyuwangi itu sudah tertanam di lidah para pelangganya termasuk Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Tidak hanya Ipuk yang ketagihan ayam pedas Rantinem, bupati periode sebelumnya, Abdullah Azwar Anas juga menjadi pelanggan warung ayam pedas yang buka sejak tahun 1970-an tersebut.
Di sela kegiatan Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Bupati Ipuk berkesempatan melihat langsung proses pembuatan di dapur Ayam Pedas Rantinem, di Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring, Banyuwangi.
Baca juga: Perbasi Cup Tuban 2024 Sukses Gelar Turnamen 3x3, Berikut Data Pemenang
"Jadi di sini tempat membuat Ayam Pedas Rantinem. Saya suka rasanya, pedasnya super, tapi bikin ketagihan dan ingin kembali lagi," kata Ipuk.
Ipuk melihat langsung proses pembuatan, mulai membuat bumbu, membakar ayam, hingga merebus. Dan proses memasaknya masih menggunakan kayu bakar.
"Itu yang bikin khas rasanya. Ayamnya dibakar, juga masaknya masih di tungku kayu bakar. Aroma kayu bakarnya ini yang bikin khas," aku Ipuk.
Giyem, pengelola generasi kedua Ayam Pedas Rantinem mengatakan, untuk mempersingkat waktu seluruh pembuatan ayam pedas dilakukan di dapur yang juga kediaman Giyem. Setelah matang baru dikirim ke warung
Baca juga: Kemendagri Serahkan Penghargaan APBD Award pada Pemkab Banyuwangi
"Proses pembuatannya di sini. Setelah matang baru di bawa ke sana (warung di Terminal Genteng), jadi tinggal disuguhkan," kata Giyem.
Sebelum ayam dicampur dengan bumbu kuah santan pedas, ayam dibakar terlebih dahulu. Setelah itu direbus di dalam kuah santan pedas selama beberapa jam, agar bumbu kuah pedas diserap oleh daging ayam yang telah dibakar sebelumnya. Ayam yang digunakan harus ayam kampung.
Setiap hari rata-rata tiap hari Ayam Pedas Rantinem menghabiskan 100 ekor ayam kampung. Bahkan bisa lebih di momen-momen tertentu. Selain terkenal dan ukuran daging ayamnya tiap porsi yang cukup besar, Ayam Pedas Rantinem terkenal dengan rasa pedasnya yang menggigit. Tiap hari Ayam Pedas Rantinem membutuhkan 15 hingga 25 kilogram cabai.
Baca juga: Bupati Ipuk Tinjau Persiapan Destinasi Wisata Banyuwangi Jelang Nataru
"Untuk bumbu masakannya kami mempertahankan bumbu rahasia racikan turun temurun dari orangtua kami," kata Giyem.
Ayam pedas merupakan salah satu masakan khas Banyuwangi. Makanan itu banyak ditemukan di daerah Banyuwangi Selatan. Kebanyakan dijual di warung-warung tradisional. Ayam pedas biasany dihidangkan dengan lalapan sayur.
Di setiap aktivitas Bunga Desa, Ipuk selalu menyempatkan diri menyambangi para pelaku UMKM. Ipuk juga meninjau sejumlah UMKM untuk mengetahui mana saja yang perlu diintervensi Pemkab.