Surabaya - 196 dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) yang telah menuntaskan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dan disumpah siap untuk disebar ke seluruh wilayah di Indonesia.
Menurut Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso, pendistribusian tersebut sebagai sumbangsih kampus dalam mencukupi kebutuhan dan maldistribusi yang sering terjadi penumpukan di kota-kota besar di negara ini.
"Kita berusaha melakukan koordinasi dengan Kemenkes dan pemda agar pelaksanaan lulusan dan pengabdian mereka bisa merata. Agar kekurangan dokter dan distribusi dokter bisa diminimalisir. Tidak hanya di Jawa tapi di Kalimantan, Sumatera dan daerah Indonesia Timur," ujar Prof Budi, Kamis (19/5/2022).
Baca juga: Dokter Muda Angkatan Pertama FK UC Surabaya Siap Mengabdi di Indonesia Timur
Prof Budi menyebut, setiap tahunnya FK Unair selalu menyumbang sekitar 250-300 dokter umum untuk kebutuhan dokter di Indonesia. Hanya saja, lulusnya tidak bisa langsung serentak.
"Sayangnya, kebutuhan dokter di Indonesia masih cukup banyak. Hal itu karena persoalan maldistribusi kebutuhan dokter yang tertumpu di kota-kota besar," ungkap dia.
Dia merinci, ratusan dokter muda yang dilantik itu merupakan yang telah dinyatakan lulus selama 2 tahun dalam masa pandemi tahun ini. Sehingga mereka berada di dokter muda 1 dan 2, kepaniteraan 1 dan 2 secara keterbatasan bertemu dengan pasien.
Baca juga: Lulusan Angkatan Pertama, Dokter FK Ubaya Siap Ikuti Program Internship
"Namun kita berhasil untuk melakukan modifikasi. Alhamdulillah 98 persen mereka lulus ujian nasional. Ini merupakan bukti pelaksanaan modifikasi proses belajar dokter muda selama pandemi tidak begitu banyak berubah," ujarnya.
Salah satu dokter muda yang dilantik, dr Elena Ghentilis FA mengungkapkan perjuanganya selama 5 tahun dalam mewujudkan cita-cita papanya agar ia menjadi dokter, di tengah kondisi ekonomi yang terbatas.
Kendati begitu, Elena tak patah arah. Meskipun menjadi mahasiswa bidik misi, tapi ia membuktikkan diri dengan terus mengasah skill kedokteran dan instruktur keterampilan medik melalui berbagai kesempatan yang diberikan dosen dengan menjadi asisten dosen.
"Ada struggle-nya juga, misalkan yang lain bukunya asli yang bagus bisa Rp 500 ribu. Aaya cuma lihat soft file, foto kopian atau bekas. Tapi banyak teman yang support saat ada kesulitan materi saat mau ujian. Jadi tidak perlu bimbel," ungkapnya.
Baca juga: Pembunuh Mahasiswa Kedokteran Brawijaya Divonis Seumur Hidup
Untuk belajar teknik, lanjut Elena, jika rekannya menggunakan infus asli, ia hanya memakai botol mineral bekas atau selang bekas.
"Dulunya mau masuk FK di Kalimantan. Berhubung saya SMA-nya dan dapat beasiswa di Jawa, akhirnya saya terusin di Jawa juga," sambungnya.
Setelah lulus ini, Elena berencana mengambil intership di Kalimantan.