Surabaya - Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) memperkenalkan UMKM unggulannya yakni Batik Tanjung Bumi dan UMKM Prancak Sepulu (Pranspul) dalam acara Pre-Forum Kapasitas Nasional PHE WMO di Hotel Shangri-La Surabaya, 17-19 Mei 2022.
Dalam kegiatan berskala nasional, itu setiap UMKM ini memamerkan produk-produknya mulai dari Batik Tanjung Bumi hingga produk makanan kering olahan hasil laut.
Produk yang dihasilkan UMKM binaan PHE WMO itu berhasil menjadi perhatian dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak yang didampingi oleh Direktur Regional Indonesia Timur, Awang Lazuardi yang saat itu hadir secara langsung untuk membuka acara tersebut.
Baca juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Angkat Motif Jenon, Ini Maknanya
"Batik Madura yang sangat khas ini, memiliki nilai warisan budaya yang tinggi, terima kasih kepada PHE WMO yang telah membantu melestarikan warisan budaya khususnya dari Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan,” ujar Emil Dardak.
Tak hanya itu, orang nomor dua di Jatim itu juga terpikat dengan produk makanan kering olahan hasil laut seperti rengginang kepiting, keripik teripang laut, crispy ikan bulu ayam, abon ikan tuna, manisan kulit mangga dan keripik daun mangrove yang diproduksi UMKM Pranspul.
Diketahui, makanan berbahan dasar hasil laut dari wilayah pesisir pantai yang diolah masih dengan cara tradisional, ternyata memiliki rasa yang enak serta sudah menggunakan cara packing yang higienis dan menarik.
"Hal ini tentunya berpotensi memaksimalkan potensi hasil alam serta membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi. Semoga UMKM ini dapat bersaing dengan produk-produk lokal lainnya hingga diekspor ke luar dan memberikan dampak besar bagi masyarakat khususnya di Bangkalan," ungkapnya.
Di sela kegiatan tersebut, PHE WMO juga melaunching market place berbasis e-commerce benama Bakaoo id, yang merupakan sarana penjualan produk UMKM lokal binaannya.
Menurut Direktur Regional Indonesia Timur, Awang Lazuardi, Bakaoo.id itu diproyeksikan untuk memperluas jaringan pasar dan meningkatkan daya saing dari produk-produk UMKM binaannya.
"Selain itu juga untuk meningkatkan daya saing usaha dari UMKM baik di skala nasional dan international. Batik Tanjungbumi dan produk makanan kering olahan hasil laut UMKM Pranspul merupakan produk unggulan di website marketplace Bakaoo.id," tuturnya.
Dengan adanya Bakaoo.id, omzet pendapatan dari para UMKM pun meningkat secara signifikan dan membuat produk UMKM dikenal luas tidak hanya di wilayah kabupaten Bangkalan bahkan sampai luar negeri.
Baca juga: Anggota DPRD Jatim Ini Usul Batik dari 14 Dapil jadi Seragam
Peningkatan permintaan barang ini juga memberikan dampak positif berganda. Yaitu terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi para pemuda-pemudi sekitar yang ikut terlibat dalam pembuatan produk-produk batik dan juga makanan olahan.
"Kedepannya website marketplace ini akan dicoba untuk terintegrasi dengan website milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan juga portal UMKM lokal binaan Kementerian BUMN," bebernya.
Salah satu pengerajin batik Tanjung Bumi Bangkalan, Hananah, mengakui adanya perbedaan setelah dibina PHE WMO.
Sejak menjadi binaan PHE WMO, usaha batik Hananah semakin berkembang. Omzetnya meningkat. Jika sebelumnya hanya menawarkan dikawasan terdekat saja namun saat ini dalam sebulan bisa laku ratusan lembar.
"Sebelumnya, kami tawarkan secara konvensional. Sekarang dengan marketplace ini satu bulan bisa laku ratusan lembar, karena selain tetap menjadi langganan tetap offline dan online. Dan Alhamdulillah sekarang juga sudah bisa memberdayakan 20 orang lebih pengerajin. Di Desa Bandang Daja sendiri rata-rata pembatik," katanya.
Baca juga: Desainer FikyAisha Bakal Tampilkan Batik Tanjung Bumi Bangkalan di JMFW
Admin Bakaoo.id, Halimatus bercerita sebelum menjadi mitra binaan PHE WMO dan bergabung dengan Bakaoo.id, para pelaku UMKM belum memahami teknologi pemasaran melalui Instagram maupun WhatsApp.
"Dengan adanya dukungan PHE WMO kita menjangkau lebih luas," katanya.
Dengan Bakaoo.id, para pelaku UMKM binaan PHE WMO bisa memperkenalkan produk mereka pada pasar yang lebih besar. Hal ini berdampak pada peningkatan omzet mereka.
"Kalau tiap bulan Rp2 juta skala kecil, omzet sekarang bisa naik jadi Rp 7 juta," pungkas Halimatus.