Kediri - Warga Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, menggelar Barikan, Sabtu (30/7/2022). Tradisi ini menjadi upaya untuk mengenang kembali sejarah masa lampau.
Tradisi Barikan diawali dengan arak-arakan tumpeng lengkap oleh warga dan puluhan santri Pondok Pesantren Pari Ulu di Desa Sumbercangkring. Mereka mengelilingi desa. Sementara warga lain menyaksikan tradisi yang pertama kali digelar sejak berdirinya desa pada 1 Muharam 1325 Hijriah.
Ya, hari ini 1325 Hijriah silam atau tepatnya pada 14 Februari 1907, desa berdiri dengan nama Kedung Cangkring, hasil pemekaran wilayah Desa Wonojoyo. Setelah kemerdekaan, penertiban tata negara membuat nama desa berubah menjadi Sumbercangkring.
Baca juga: Serahkan Sertifikat PTSL di 2 Desa, Pemkab Kediri Beri 3 Pesan Penting
“Acara ini sebetulnya bukan baru. Dulu awal abad 19 itu sudah diadakan. Istilahnya Barikan, untuk mengenang jasa para pahlawan yang babat alas desa ini,” kata tokoh agama sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Pari Ulu KH Mustain Anshori.
Sejak saat itu, acara tak pernah lagi digelar. Hingga hari ini, tepat 1 Suro, warga ingin membangkitkan kembali sejarah tersebut. Untuk mengenalkan pada generasi muda terkait berdirinya desa.
Baca juga: Pemotor Arogan Penantang Duel Perwira Polisi di Kediri Dievakuasi Satpol PP, Ternyata…
Sementara usai arak-arakan, warga menggelar doa bersama di tanah yang konon dipercaya menjadi cikal bakal Desa Sumbercangkring. Mereka berdoa di bawah pohon Pule besar, satu-satunya sisa dari peradaban masa lampau. Di tempat yang berada di tengah persawahan tebu itu juga terdapat dua makam yang diduga sebagai pendiri desa. Usai didoakan tokoh agama, 70 tumpeng berisi ingkung ayam utuh dan buah-buahan langsung disantap warga.
“Ini biar semuanya mendapatkan berkah. Terutama pasca atau sekarang masih ada pandemi dan penyakit lainnya,” tambahnya.
Baca juga: Pemotor Arogan Tantang Duel Perwira Polisi di Kediri, Ngaku Anak Letkol
Desa dengan penduduk 4.480 jiwa itu dulunya memiliki tiga dusun atau dukuhan. Dusun Sumbercangkring, Sumberagung, dan Babadan yang kemudian dengan kearifan lokal sesepuh desa menjadikannya satu. Nama Dusun Sumbercangkring dipilih karena menjadi yang tertua. Saat ditemukan, di desa ini terdapat banyak sumber dengan pohon Cangkringnya.
Saat ini warga tengah berupaya mengumpulkan bukti-bukti sejarah lainnya. Untuk melengkapi keterangan adanya jejak kerajaan kuno dan membuatnya menjadi cerita utuh bagaimana berdirinya desa.