BPBD Petakan Kekeringan di Ponorogo, 2 Desa Ini Langganan Krisis Air Bersih

Kamis, 04 Agu 2022 14:16 WIB
Reporter :
Mita Kusuma
Rapat koordinasi pemetaan kekeringan di Kabupaten Ponorogo (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

Ponorogo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo memetakan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan. Pasalnya di Bumi Reog telah masuk musim kemarau.

"Prediksi kami ada 2 desa (mengalami kekeringan). Desa Duri di Kecamatan Slahung dan Desa Duren Kecamatan Mlarak," ujar Kepala Pelaksana BPBD, Jamus Kunto, Kamis (4/8/2022). 

Namun, sampai saat ini belum ada permintaan suplai air bersih. Untuk prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), seluruh wilayah Jawa Timur mengalami puncak kemarau pada bulan ini. 

Baca juga: Sumur Air Bercampur Gas Muncul di Sampang, Polisi Beri Warning

"Dimungkinkan puncak kekeringan bakal terjadi bulan depan," kata mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP). 

Dia mengklaim bahwa telah menyiapkan air bersih sebanyak tiga tangki dengan kapasitas 5.000 dan 6.000 liter. Hal itu merupakan bentuk antisipasi jika sewaktu-waktu ada permintaan. 

"Kami juga berkoordinasi dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup) untuk persediaan air bersihnya, " terang Jamus. 

Baca juga: 10 Kecamatan di Banyuwangi Berpotensi Kekeringan, BPBD Lakukan Langkah Ini

Menurutnya, dari tahun ke tahun yang paling awal meminta air bersih biasanya adalah Desa Duri. Dia menjelaskan bahwa  kontur tanah dan topografi wilayah itu sulit menyimpan air dan sumbernya sangat dalam. Selain itu, wilayah itu berada di perbukitan sehingga kebutuhan air sulit terpenuhi. 

\

Meskipun begitu tahun lalu Pemkab sudah mewacanakan untuk membuat sumur dalam. Namun, untuk membuatnya harus keluar dari wilayah Desa Duri. Namun, Jamus menyebut bakal mengusahakan untuk alternatif lainnya. 

''Kami tetap akan membuat mekanisme agar desa itu bisa tersuplai air bersih,'' ungkapnya. 

Baca juga: Gotong Royong Pulihkan Dampak Amukan Mitos Naga Gaib Semeru

Dari data yang ada tahun 2017 masih ada 9 Dssa yang didroping air bersih. Kebutuhan air bersih masing-masing desa itu tidak hanya sekali dalam seminggu. Bisa sampai dua atau tiga kali. 

Setelah itu, pada tahun 2018 sampai 2020 stagnan di angka enam desa yang harus disuplai air bersih. Baru pada tahun lalu, desa yang kekeringan berkurang dan hanya ada sekitar dua sampai tiga desa saja. 

''Ini merupakan keberhasilan Pemkab untuk penyediaan air bersih,'' pungkasnya.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Ponorogo

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler