Ponorogo - Sebanyak 42 murid SDN 2 Karangpatihan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, harus belajar di tenda. Puluhan anak itu merupakan murid kelas 1, 2, 3 dan 4. Mereka terpaksa belajar di tenda karena ruang kelasnya nyaris roboh.
“Ruang kelas saya mau roboh lagi. Terpaksa di tenda,” ujar salah satu murid, Safira Mutiara Kalista kepada media, Jumat (26/8/2022).
Safira mengaku belajar di tenda tidak nyaman. Selain panas, proses belajar mengajar juga harus bercampur dengan siswa kelas lain. Dia berharap sekolahnya segera diperbaiki karena rusaknya sudah sejak lama. Bahkan sejak dia masuk di SDN 2 Karangpatihan, sekolahnya sudah nyaris ambruk.
Baca juga: SDN 2 Karangpatihan Ponorogo Akhirnya Bisa Bangun Kelas Darurat
“Takut kalau belajar di kelas, takut kalau roboh lagi. Tapi belajar di tenda juga panas,” curhat murid kelas 4 ini.
Baca juga: Makin Berbahaya, Siswa SDN 2 Karangpatihan Ponorogo Pindah ke Rumah Warga
Hal senada disampaikan murid lainnya, Kalista Dwi Nasila Alwahida. Ia juga mengaku kepanasan saat belajar di tenda. Angin kencang juga membuatnya takut.
“Takut tendanya ambruk lagi. Maunya sekolah dibangun lagi yang bagus bisa sekolah yang enak. Di dalam kelas takut,” pungkasnya.
Baca juga: Kelas Nyaris Roboh, Murid SDN 2 Karangpatihan Ponorogo Belajar di Tenda
Sebelumnya diberitakan, sejumlah murid SDN 2 Karangpatihan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, harus belajar di tenda. Mereka terpaksa mengungsi karena ruang kelasnya nyaris roboh.
Pantauan di lokasi, puluhan murid memindahkan meja dan kursi belajar dari ruang kelas tenda darurat yang dipasang sehari sebelumnya. Setelah semuanya tertata rapi, proses belajar mengajar pun dimulai.