Surabaya - Sebanyak 45 karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya yang dihasilkan selama mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dipamerkan di Community Service Innovation Expo 2022. Acara berlangsung di Gedung At-Tauhid Tower UM Surabaya, Selasa (30/8/22).
Beberapa produk inovasi karya mahasiswa di antaranya pengering udang rebon, nom-nom sinom antistunting, dan pupuk organik dari limbah kulit pisang. Ada pula peta digital: jelajah Senduro Semeru, pasta gigi herbal, alat pembakar sampah rendah emisi, teh kulit salak, diet sampah plastik, produk inovasi olahan ikan asin dan inovasi menarik lainnya.
Karya dan inovasi yang dihasilkan 45 kelompok mahasiswa tersebut dihimpun Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) serta diterapkan di 6 daerah. Yakni, Surabaya, Pamekasan, Jombang, Lumajang, Lamongan dan Bojonegoro.
Baca juga: Viral Peternak Sapi Perah Buang Susu, Pakar UM Surabaya: Kelemahan Sistemik
Rektor UM Surabaya Sukadiono menyampaikan rasa bangganya atas pengabdian mahasiswa. Mereka telah mengimplementasikan ilmu dan menciptakan inovasi teknologi tepat guna serta dapat diterapkan di masyarakat.
“Produk inovasi yang dihasilkan mahasiswa KKN tahun ini sangat beragam. Tidak hanya berkutat pada produk makanan maupun kecantikan. Hasil inovasi mahasiswa juga berupa teknologi tepat guna yang dipakai sesuai kebutuhan masyarakat,” tutur Suko.
Ia berharap produk inovasi yang dihasilkan menjadi salah satu solusi bersama masyarakat untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: 5 Catatan Pakar Kesehatan untuk Program Makan Bergizi Gratis
"Tentunya pembagian komposisi mahasiswa di masing-masing wilayah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah tersebut," imbuhnya.
Kepala LPPM UM Surabaya Dede Nasrullah menegaskan, tahun ini ada 45 produk inovasi untuk desa.
“Tahun ini, kami mengusung tema Bangkit dan Berkarya Menuju Masayarkat Berdaya. Syukur, 45 inovasi telah dihasilkan mahasiswa KKN UM Surabaya selama pengabdian di desa,” jelas Dede.
Dengan terciptanya inovasi, artinya mahasiswa telah mempunyai pengalaman bekerja yang berharga melalui keterlibatan masyarakat secara langsung. Yakni, menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi masalah pembangunan secara pragmatis dan interdisipliner.
Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Anak saat Cuaca Panas Ekstrem
“Selama KKN, tentu mahasiswa akan lebih menghayati kondisi serta peka terhadap permasalahan kompleks yang dihadapi masyarakat. Sehingga mengharuskan mereka untuk berpikir kritis dan memecahkan suatu masalah berdasarkan ilmu dan teknologi,” kata Dede.
Ia juga berharap setelah dilaksanakan kegiatan, perguruan tinggi memperoleh umpan balik dan masukan dari masyarakat.
"Masukkan atau saran sejatinya yang dapat berguna untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan penelitian yang dilakukan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat pula," tukasnya.